Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan internet dapat mempercepat proses

Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan internet dapat mempercepat proses


Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan internet dapat mempercepat proses ....

 

a. asimilasi kebudayaan

b. akulturasi kebudayaan

c. difusi kebudayaan

d. animosity kebudayaan

 

Jawaban: b. akulturasi kebudayaan

 

Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan internet yang bukan hanya mengubah cara berinteraksi, tetapi juga mempercepat proses di mana kebudayaan-kebudayaan saling bertemu dan berbaur. Hal itu disebut akulturasi kebudayaan.

 

Akulturasi kebudayaan yaitu proses percampuran dua atau lebih kebudayaan yang saling memengaruhi satu sama lain, tanpa menghilangkan identitas kebudayaan asli masing-masing. Proses akulturasi budaya semakin terjalin di era digital di mana batas-batas geografis menjadi lebih dekat berkat internet. Melalui perkembangan teknologi komunikasi, kebudayaan dari berbagai negara kini dapat diakses dan diadaptasi oleh masyarakat di belahan dunia yang lain.

 

Teknologi Komunikasi dan Penyebaran Kebudayaan

Teknologi komunikasi seperti media sosial, aplikasi pesan instan, serta platform video berbagi telah menjadi media yang menghubungkan individu dan komunitas dari berbagai latar belakang budaya. Berbeda dengan masa lalu ketika penyebaran kebudayaan sangat bergantung pada pergerakan manusia atau perpindahan penduduk, kini budaya dapat dengan mudah ditemukan dalam dunia maya. TikTok, Instagram, YouTube, dan banyak platform lainnya telah menjadi media penyebaran budaya yang lebih luas.

 

Sebagai contoh, tren mode Korea Selatan, K-Pop, dan drama Korea kini dengan cepat menjadi bagian dari budaya pop global. Tidak hanya diadopsi di negara-negara Asia, tetapi juga sampai ke Eropa, Amerika, hingga Afrika. Proses adopsi budaya merupakan salah satu contoh dari akulturasi kebudayaan yang dipengaruhi oleh teknologi komunikasi modern.

 

Berbeda dengan asimilasi kebudayaan yang menuntut satu kelompok budaya untuk menyatu dengan budaya dominan dengan meninggalkan identitas asli, akulturasi lebih mengedepankan pertukaran timbal balik di mana adat istiadat dari kedua kebudayaan yang terlibat dipertahankan dan diadaptasi. Misalnya, dalam tren mode global, pengaruh budaya lokal tetap hadir dalam cara berpakaian yang diadopsi dari budaya luar.

 

Akulturasi Vs Asimilasi, Difusi, dan Animositas Kebudayaan

Untuk lebih memahami mengapa jawaban yang tepat dari pertanyaan diatas adalah akulturasi kebudayaan (pilihan b), penting untuk membedakannya dari pilihan jawaban lain yaitu asimilasi, difusi, dan animositas kebudayaan.

 

Asimilasi Kebudayaan (pilihan a) yaitu proses di mana sebuah kelompok budaya minoritas secara bertahap mengadopsi budaya mayoritas hingga identitas budaya minoritas menghilang. Dari pengaruh internet, asimilasi dapat terlihat ketika budaya dominan, seperti budaya barat, mempengaruhi budaya-budaya lokal hingga budaya lokal kurang dilestarikan. Berbeda dengan akulturasi, di mana interaksi budaya tidak menghapus identitas asli, melainkan melestarikan kedua kebudayaan secara bersama.

 

Difusi Kebudayaan (pilihan c) yaitu penyebaran ide, inovasi, atau budaya dari satu tempat ke tempat lain tanpa interaksi timbal balik. Difusi terjadi lebih seperti penyebaran tren daripada pertukaran budaya seperti yang terjadi dalam akulturasi.

 

Animositas Kebudayaan (pilihan d), di sisi lain, adalah proses di mana interaksi antara budaya yang berbeda justru menimbulkan konflik dan ketegangan. Perbedaan nilai, norma, dan keyakinan bisa menimbulkan gesekan yang kemudian berujung pada konflik antara kelompok-kelompok budaya.

 

Dampak Jangka Panjang Akulturasi Budaya di Era Digital

Akulturasi kebudayaan yang dipercepat oleh teknologi komunikasi dan internet bukan hanya berdampak pada tren kebudayaan populer, tetapi juga pada cara berpikir, sistem nilai, serta cara hidup suatu masyarakat. Proses akulturasi budaya bisa memunculkan identitas baru yang menggabungkan nilai tradisi dari budaya asal dan budaya yang diadopsi. Contoh yaitu munculnya generasi muda yang menganggap diri mereka sebagai "global citizens" atau warga dunia, di mana mereka merasa lebih terhubung dengan berbagai kebudayaan di luar batasan nasional.

 

Akulturasi budaya yang dipercepat oleh teknologi juga menimbulkan tantangan. Ketika budaya-budaya asing dengan cepat masuk dan berbaur, ada kekhawatiran bahwa adat istiadat budaya tradisional yang khas bisa memudar atau bahkan hilang. Generasi muda, yang lebih mudah menerima pengaruh dari luar melalui media digital, sering kali dilihat sebagai kelompok yang paling rentan terhadap hilangnya nilai-nilai budaya lokal. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menjaga keseimbangan antara mengadopsi unsur budaya baru tanpa meninggalkan tradisi budaya lokal.

 

Akulturasi Sebuah Pilihan yang Tepat

Ketika menilai pilihan antara asimilasi, difusi, akulturasi, dan animosity kebudayaan, akulturasi jelas menjadi jawaban yang paling tepat dari pertanyaan  perkembangan teknologi komunikasi dan internet. Asimilasi kebudayaan terlalu menuntut dan memaksa satu kebudayaan untuk menghilangkan tradisi, sementara difusi hanya unsur luar dari proses pertukaran budaya. Animosity, di sisi lain, jelas merupakan situasi yang harus dihindari dalam interaksi budaya apa pun.

 

Akulturasi budaya di sisi lain memungkinkan pertukaran tradisi tanpa adanya tekanan untuk menyeragamkan atau menghapus perbedaan. Di era digital ini, di mana teknologi memungkinkan interaksi budaya terjadi lebih cepat.

 

Teknologi komunikasi dan internet mempengaruhi dalam mempercepat akulturasi kebudayaan, menghubungkan dunia secara virtual dan memperkaya pertukaran budaya di antara masyarakat global.

LihatTutupKomentar