Mengapa sistem pertanian dapat mengancam keanekaragaman hayati

 

Mengapa sistem pertanian dapat mengancam keanekaragaman hayati

Mengapa sistem pertanian dapat mengancam keanekaragaman hayati ... .

 

a. pemupukan berlebihan mematikan hewan

b. penggunaan pestisida mematikan hewan

c. sawah biasanya bersifat monokultur

d. penggunaan pestisida mematikan tumbuhan

e. pemupukan berlebihan mematikan tumbuhan

 

Jawaban: c. sawah biasanya bersifat monokultur

 

Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan dalam sistem pertanian telah mempengaruhi terhadap keanekaragaman hayati. Salah satu praktik yang banyak digunakan di sektor pertanian, khususnya sawah, adalah sistem monokultur. Pada dasarnya, monokultur yaitu sistem penanaman satu jenis tanaman secara berulang-ulang di lahan yang sama selama beberapa musim tanam. Di Indonesia sawah padi merupakan contoh utama dari praktik ini. Meskipun terlihat produktif dan efisien dari sudut pandang ekonomi, praktik monokultur justru bisa mengancam terhadap keanekaragaman hayati.

 

Monokultur dan Dampaknya Terhadap Ekosistem

Sawah yang menggunakan sistem monokultur seringkali menyebabkan pengurangan drastis dalam variasi spesies, baik tumbuhan maupun hewan, di wilayah tersebut. Ketika satu jenis tanaman mendominasi ekosistem, spesies lain yang biasanya hidup berdampingan dengan berbagai macam tumbuhan tidak memiliki habitat yang mendukung. Hal itu mengakibatkan penurunan jumlah spesies lokal yang bergantung pada beragam jenis flora untuk bertahan hidup.

 

Selain itu, praktik monokultur juga mempengaruhi struktur tanah. Penanaman jenis tanaman yang sama berulang kali menyebabkan tanah menjadi kekurangan nutrisi dan lebih rentan terhadap erosi. Tanah yang terus-menerus diperas untuk menopang satu jenis tanaman akan kehilangan keanekaragamannya, baik dalam hal komposisi mikroorganisme maupun kualitas tanah. Akibatnya, tanah menjadi lebih sulit mempertahankan kehidupan berbagai spesies yang sebelumnya ada di sana.

 

Dalam konteks keanekaragaman hayati, penurunan keragaman spesies tumbuhan juga mempengaruhi rantai makanan. Ketika ekosistem sawah menjadi monokultur, hewan-hewan yang bergantung pada jenis tanaman lain untuk makanan atau tempat berlindung harus mencari ekosistem baru atau punah dari wilayah tersebut. Dengan hilangnya beberapa jenis hewan, predator yang lebih tinggi dalam rantai makanan juga terpengaruh, menciptakan efek yang mengancam keseimbangan ekologis.

 

Monokultur Lebih Rentan terhadap Penyakit dan Hama

Selain mengancam keanekaragaman hayati, monokultur juga menyebabkan risiko lain. Lahan yang ditanami satu jenis tanaman lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Ketika tidak ada beberapa jenis tanaman, penyakit atau hama yang menyerang satu jenis tanaman dengan mudah dapat menyebar dan menginfeksi seluruh lahan, karena tidak ada penangkal alami yang disediakan oleh keanekaragaman tanaman.

 

Keberadaan berbagai jenis tanaman dalam suatu ekosistem berfungsi sebagai bentuk perlindungan alami. Beberapa tanaman memiliki sifat yang dapat menangkal serangga atau penyakit tertentu, atau dapat bertahan dalam kondisi lingkungan yang keras. Namun, dalam sistem monokultur, setiap tanaman memiliki kerentanan yang sama, yang pada gilirannya memerlukan penggunaan pestisida dan fungisida dalam jumlah besar untuk menjaga tanaman tetap hidup.

 

Solusi Alternatif Polikultur dan Sistem Pertanian Berkelanjutan

Untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh monokultur, banyak ahli dan praktisi pertanian kini menerapkan system pertanian polikultur atau sistem pertanian yang lebih beragam. Polikultur melibatkan penanaman berbagai jenis tanaman di lahan yang sama, sehingga menciptakan ekosistem yang lebih mirip dengan alam liar. Keanekaragaman tanaman memungkinkan lingkungan yang lebih stabil dan sehat bagi flora dan fauna.

 

Selain itu, pendekatan pertanian berkelanjutan, seperti agroforestri dan rotasi tanaman, juga semakin populer. Penerapan tersebut tidak hanya mendukung produksi pangan, tetapi juga menjaga keanekaragaman hayati dengan mengintegrasikan aspek-aspek ekologis ke dalam sistem pertanian. Agroforestri  menggabungkan tanaman pertanian dengan pohon-pohon, yang menciptakan habitat bagi berbagai spesies sekaligus menyeimbangkan penggunaan tanah.

 

Bandingkan dengan Penggunaan Pestisida dan Pemupukan Berlebihan

Sistem monokultur di sawah bukan satu-satunya penyebab penurunan keanekaragaman hayati. Ada faktor lain, seperti penggunaan pestisida dan pemupukan berlebihan, yang juga menambah beban pada lingkungan. Mari kita ketahui setiap pilihan jawaban lainnya:

 

Penggunaan Pestisida Mematikan Hewan (Pilihan b)

Penggunaan pestisida dalam jumlah besar jelas berdampak langsung pada fauna yang ada di lingkungan sekitar. Pestisida dirancang untuk membunuh hama, tetapi sering kali berdampak pada spesies lain yang tidak menjadi target, seperti serangga penyerbuk, burung, atau bahkan ikan di sungai-sungai yang terkontaminasi. Meskipun pestisida merupakan ancaman nyata bagi hewan, dampaknya tidak sekompleks atau meluas seperti yang terjadi pada sistem monokultur, karena pestisida tidak sepenuhnya mengubah komposisi ekosistem, tetapi lebih pada mengurangi jumlah spesies tertentu.

 

Pemupukan Berlebihan Mematikan Tumbuhan dan Hewan (Pilihan a dan e)

Pemupukan yang berlebihan memang berbahaya. Ketika unsur hara, terutama nitrogen dan fosfor, ditambahkan dalam jumlah besar ke tanah, dapat menyebabkan eutrofikasi pada air di sekitar sawah. Akibatnya, alga akan tumbuh berlebihan, menghabiskan oksigen di air dan menyebabkan kematian massal ikan dan tumbuhan air. Namun, meskipun ini merupakan masalah serius, dampak dari pemupukan berlebihan sering kali terbatas pada lingkungan air atau spesies tertentu, tidak sebesar ancaman yang disebabkan oleh monokultur terhadap seluruh ekosistem.

 

Penggunaan Pestisida Mematikan Tumbuhan (Pilihan d)

Pestisida juga bisa berdampak negatif pada tumbuhan non-target. Penggunaan pestisida yang tidak selektif dapat merusak vegetasi liar di sekitar lahan pertanian. Meskipun hal ini menimbulkan masalah bagi keanekaragaman flora, skala dampaknya masih cenderung lebih kecil dibandingkan dengan monokultur, yang secara sistematis mengubah keseimbangan ekosistem secara menyeluruh.

 

Mengapa Monokultur Lebih Mengancam

Ketika dibandingkan dengan faktor-faktor lain seperti pestisida dan pemupukan berlebihan, sistem monokultur membawa ancaman yang lebih besar. Monokultur tidak hanya mempengaruhi satu ekosistem (seperti hewan atau tumbuhan), tetapi juga merubah struktur ekosistem secara menyeluruh. Sebuah ekosistem yang sehat terdiri dari keragaman spesies yang saling bergantung satu sama lain untuk makanan, perlindungan, dan reproduksi. Dengan menggantikan keanekaragaman dengan satu jenis tanaman, kita pada dasarnya memutus rantai ekologi, memaksa spesies lain untuk beradaptasi dengan cepat atau punah.

 

Sistem monokultur juga memperparah kebutuhan akan pestisida dan pupuk kimia. Tanaman monokultur lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit karena tidak adanya perbedaan jenis tanaman yang dapat membantu menekan populasi hama secara alami. Akibatnya, para petani sering kali harus menggunakan lebih banyak pestisida dan pupuk untuk menjaga hasil panen, yang pada akhirnya justru memperburuk dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati.

 

Mengapa Monokultur Mendominasi Meskipun Bahayanya Jelas?

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa, meskipun dampak negatifnya sudah jelas, sistem monokultur tetap mendominasi praktik pertanian modern. Jawabannya sebagian besar terkait dengan faktor ekonomi dan permintaan pasar. Monokultur memungkinkan produksi pangan dalam jumlah besar secara cepat dan efisien. Tanpa sistem ini, pasokan pangan tidak mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat, terutama di tengah pertumbuhan populasi yang pesat.

 

Namun, di sisi lain, biaya lingkungan dan ekologi yang ditimbulkan oleh monokultur juga harus diperhitungkan. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hilangnya keanekaragaman hayati bisa menjadi ancaman jangka panjang yang jauh lebih merugikan daripada keuntungan jangka pendek yang didapat dari efisiensi produksi.

 

Untuk menjawab pertanyaan tentang ancaman terhadap keanekaragaman hayati, sistem pertanian monokultur di sawah menjadi penyebab utama yang harus diperhatikan. Praktik ini bukan hanya mengancam keberlanjutan ekosistem alami, tetapi juga memicu rantai masalah lingkungan lain seperti penggunaan pestisida dan pupuk berlebihan. Sistem monokultur mengurangi keragaman tumbuhan, yang pada gilirannya mempengaruhi hewan-hewan yang bergantung pada berbagai spesies tumbuhan untuk bertahan hidup.

 

Dengan menurunnya keanekaragaman hayati, keseimbangan alam terganggu, yang dapat berdampak negatif pada produktivitas jangka panjang lahan pertanian itu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi para pembuat kebijakan dan petani untuk mempertimbangkan kembali sistem pertanian monokultur dan mencari solusi yang lebih ramah lingkungan, seperti sistem pertanian polikultur, rotasi tanaman, atau metode pertanian organik yang dapat membantu melestarikan keanekaragaman hayati yang sangat penting bagi keberlanjutan ekosistem.

LihatTutupKomentar