Tokoh kritikus yang dijuluki pelukis kucing adalah ... .
a. Sanento
b. Affandi
c. Popo
Iskandar
d. S.
Sudjoyono
e. Sudarmaji
Jawaban: c. Popo Iskandar
Dalam
sejarah karya seni rupa Indonesia, ada satu nama yang kerap kali menjadi pusat
perhatian karena gaya lukisannya yang unik dan penokohannya sebagai kritikus
seni. Tokoh tersebut bernama Popo Iskandar, seorang seniman yang dikenal luas
karena karyanya yang sering melukis figur kucing. Julukan "pelukis
kucing" yang disematkan padanya bukanlah sekadar iseng, melainkan
mencerminkan keistimewaan serta konsistensi tema yang beliau angkat dalam
perjalanan kariernya sebagai seniman.
Popo Iskandar dan Kucing-Kucingnya
Popo
Iskandar, lahir di Garut pada tahun 1927, dikenal sebagai salah satu pelukis
besar Indonesia. beliau memiliki latar belakang pendidikan di Seni Rupa ITB,
Bandung, di mana beliau juga pernah mengajar. Sepanjang hidupnya, Popo dikenal
bukan hanya sebagai seorang pelukis tetapi juga sebagai seorang pengajar dan
kritikus seni. Namun, yang membuat Popo Iskandar begitu istimewa adalah
obsesinya pada kucing.
Kucing dalam
lukisan-lukisan Popo bukanlah sekadar lukisan biasa. Tetapi memasukan unsur
kelembutan, keanggunan, dan misteri yang melekat pada setiap gerakan kucing.
Popo melukis kucing dengan garis-garis sederhana namun penuh ekspresi,
menciptakan komposisi yang memadukan keindahan, kehangatan, dan kebebasan.
Lukisan-lukisan kucingnya sering kali tidak terikat pada representasi realis,
tetapi lebih kepada ekspresi impresif yang menjadikan setiap karyanya unik dan
dikenali dengan mudah.
Popo pernah
mengatakan bahwa kucing merupakan simbol kebebasan dan keanggunan. Beliau
terinspirasi oleh cara hidup kucing yang bebas dan mandiri, tidak terikat pada
aturan manusia. Karya-karyanya pun mencerminkan filosofi seperti kucing, di
mana beliau tidak terikat pada aliran tertentu dan sering bereksperimen dengan
berbagai teknik. Julukan "pelukis kucing" kemudian menjadi identitas
kuat bagi Popo, menjadikannya salah satu seniman dengan gaya paling khas di
Indonesia.
Mengapa Bukan Sanento, Affandi, S. Sudjojono, atau Sudarmaji ?
Untuk
memahami mengapa Popo Iskandar disebut sebagai "pelukis kucing",
penting untuk melihat siapa saja yang disebutkan dalam pilihan jawaban lain dan
mengapa mereka tidak mendapatkan julukan yang sama.
1. Sanento Yuliman
Sanento
Yuliman lebih dikenal sebagai seorang kritikus seni dan sejarawan seni daripada
sebagai seorang pelukis. Beliau merupakan salah satu tokoh penting dalam seni
rupa Indonesia, terutama dalam bidang kritik seni dan sejarah seni rupa.
Karya-karyanya dalam kritik seni telah memberi kontribusi pada pemahaman dan
apresiasi karya seni rupa Indonesia. Sanento menulis berbagai artikel yang
mengulas karya-karya seniman Indonesia dengan penjelasan yang runtut dan
analitis, tetapi beliau tidak memiliki karakteristik yang melekat dengan tema
spesifik seperti "kucing" dalam lukisan-lukisannya.
2. Affandi
Affandi
adalah salah satu maestro seni rupa Indonesia yang terkenal dengan gaya
ekspresionismenya. Lukisan-lukisan Affandi sering kali mencerminkan pergolakan
batin dan kondisi sosial sekitarnya, dengan goresan kuas yang penuh energi dan
warna yang kuat. Beliau melukis dengan cara yang sangat personal, sering kali
menggunakan tangan kosong untuk menciptakan tekstur dan bentuk. Tema-tema yang
dilukis Affandi sangat beragam, mulai dari potret manusia, alam, hingga
perjuangan rakyat. Namun, Affandi tidak memiliki keterkaitan khusus dengan
figur kucing dalam karyanya.
3. S. Sudjojono
S.
Sudjojono, dikenal sebagai "Bapak Seni Lukis Modern Indonesia",
adalah pelopor seni lukis realisme sosial di Indonesia. Karya-karyanya sering
kali memuat kritik sosial terhadap kondisi masyarakat Indonesia pada zamannya.
Sudjojono menggambarkan kehidupan sehari-hari rakyat jelata, pemandangan alam,
dan peristiwa sejarah dengan gaya yang lugas dan berani. Sebagai seorang yang
aktif dalam organisasi seniman dan politik, lukisan Sudjojono sarat dengan
tujuan sosial dan politik. Sama seperti Affandi, Sudjojono juga tidak terkait
dengan tema kucing dalam karya-karyanya.
4. Sudarmaji
Sudarmaji
merupakan seorang seniman dan kurator seni rupa yang berpengaruh, terutama
peran beliau sebagai kurator di beberapa pameran besar di Indonesia. Sebagai
kurator dan kritikus seni, beliau lebih dikenal dalam dunia penulisan dan
pengorganisasian pameran seni rupa ketimbang karya lukisannya. Sudarmaji tidak
memiliki keterkaitan khusus dengan tema kucing dalam karyanya, dan perannya
lebih condong pada pengembangan seni rupa secara institusional dan teoretis.
Keunikan Popo Iskandar
Dari
penjelasan di atas, jelas bahwa Popo Iskandar memiliki keunikan tersendiri yang
membedakannya dari nama-nama besar lainnya dalam seni rupa Indonesia. Popo
Iskandar bukan hanya seorang pelukis tetapi juga seorang filsuf visual yang
memandang kucing sebagai representasi dari kebebasan artistik dan ekspresi
pribadi. Beliau berhasil menciptakan identitas yang kuat dan konsisten,
membuatnya dikenali dan diingat sebagai "pelukis kucing".
Tidak banyak
seniman yang dapat membangun identitas yang begitu kuat melalui tema tertentu.
Popo Iskandar berhasil melakukannya dengan cara yang tidak berlebihan tetapi
sangat penuh makna. Dengan memilih kucing sebagai simbol, beliau sebenarnya
mengajak penikmat eni untuk melihat lebih esensi kebebasan dan keindahan dalam
kesederhanaan. Kucing dalam lukisannya merupakan metafora dari jiwa seniman
yang bebas, yang tidak terikat oleh aturan dan konvensi.
Popo
Iskandar, dengan segala keunikan dan kecintaannya terhadap kucing, memang
pantas mendapat julukan "pelukis kucing". Sementara itu, nama-nama
lain yang disebutkan dalam pilihan jawaban, meskipun memiliki kontribusi besar
terhadap perkembangan seni rupa Indonesia, tidak memiliki ikatan khusus dengan
tema kucing. Dengan demikian, jawaban yang benar atas pertanyaan "Tokoh
kritikus yang dijuluki pelukis kucing adalah..." adalah c. Popo Iskandar.