Bahasa
Indonesia, sebagai bahasa pemersatu bangsa, memiliki kaidah dan aturan yang
perlu dijaga kelestariannya. Salah satu aspek penting dalam berbahasa yaitu
penggunaan kata yang tepat dan sesuai. Dalam hal ini, mengenal kata baku dan
tidak baku menjadi salah satu faktor untuk menghasilkan ragam bahasa yang baik
dan benar.
Apa itu Kata Baku dan Tidak Baku?
Kata baku
adalah kata yang penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah
dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Sementara itu, kata tidak
baku adalah kata yang penulisannya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Dalam
pergaulan sehari-hari, kita seringkali menggunakan kata-kata yang tidak sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini bisa membuat
komunikasi menjadi kurang efektif dan bahkan bisa menimbulkan kesalahpahaman.
Oleh karena
itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara menentukan kata baku dan tidak
baku. Berikut adalah panduan lengkapnya:
1. Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku
- Kata Baku: Kata yang penggunaannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata baku umumnya digunakan dalam situasi resmi, seperti penulisan karya ilmiah, surat lamaran kerja, dan pidato.
- Kata Tidak Baku: Kata yang penggunaannya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan tidak tercantum dalam KBBI. Kata tidak baku umumnya digunakan dalam situasi tidak resmi, seperti percakapan sehari-hari dan media sosial.
2. Ciri-ciri Kata Baku
- Sesuai dengan KBBI: Kata baku adalah kata yang tercantum dalam KBBI. Jika suatu kata tidak ditemukan dalam KBBI, maka kemungkinan besar kata tersebut adalah kata tidak baku.
- Memiliki ejaan yang konsisten: Kata baku memiliki ejaan yang konsisten dan tidak berubah-ubah. Contohnya, kata "makan" selalu dieja dengan "makan", bukan "makanin" atau "maknan".
- Menggunakan imbuhan yang tepat: Kata baku menggunakan imbuhan yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Contohnya, kata "memberikan" menggunakan imbuhan "me-" dan "kan", bukan "nge-" dan "-in".
- Memiliki makna yang jelas: Kata baku memiliki makna yang jelas dan tidak rancu. Contohnya, kata "buku" memiliki makna "alat yang berisi tulisan atau gambar", bukan "benda yang terbuat dari kertas".
3. Ciri-ciri Kata Tidak Baku
- Tidak sesuai dengan KBBI: Kata tidak baku adalah kata yang tidak tercantum dalam KBBI.
- Memiliki ejaan yang tidak konsisten: Kata tidak baku seringkali memiliki ejaan yang tidak konsisten dan berubah-ubah. Contohnya, kata "makan" bisa dieja dengan "makanin" atau "maknan".
- Menggunakan imbuhan yang tidak tepat: Kata tidak baku seringkali menggunakan imbuhan yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Contohnya, kata "memberikan" bisa dieja dengan "nge-" dan "-in".
- Memiliki makna yang rancu: Kata tidak baku seringkali memiliki makna yang rancu dan tidak jelas. Contohnya, kata "gue" bisa memiliki makna "saya" atau "aku".
4. Cara Menentukan Kata Baku dan Tidak Baku
Berikut
adalah beberapa cara untuk menentukan kata baku dan tidak baku:
- Cek KBBI: Cara yang paling mudah dan akurat untuk menentukan kata baku dan tidak baku adalah dengan mengeceknya di KBBI. Jika suatu kata tercantum dalam KBBI, maka kata tersebut adalah kata baku.
- Gunakan kamus bahasa Indonesia lainnya: Selain KBBI, kita juga bisa menggunakan kamus bahasa Indonesia lainnya untuk membantu menentukan kata baku dan tidak baku.
- Bertanya kepada penutur asli bahasa Indonesia: Kita juga bisa bertanya kepada penutur asli bahasa Indonesia untuk membantu menentukan kata baku dan tidak baku.
- Perhatikan konteks kalimat: Dalam beberapa hal, kata yang tidak baku bisa menjadi kata baku jika digunakan dalam konteks kalimat yang tepat. Contohnya, kata "gue" bisa menjadi kata baku jika digunakan dalam konteks percakapan informal.
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
Berikut
beberapa contoh kata baku dan tidak baku:
Kata Baku |
Kata Tidak Baku |
Menonton |
Nonton |
Menghitung |
Ngitung |
Mengantar |
Ngantar |
Mengetahui |
Tau |
Menjawab |
Jawab |
Pentingnya Penggunaan Kata Baku
Penggunaan
kata baku memiliki beberapa manfaat, di antaranya:
- Menjaga kejelasan dan keteraturan bahasa: Penggunaan kata baku membantu untuk memahami makna kalimat dengan jelas dan menghindari kesalahpahaman.
- Meningkatkan mutu bahasa: Penggunaan kata baku menunjukkan tingkat pendidikan dan budaya penutur bahasa.
- Memperkuat identitas bangsa: Penggunaan kata baku membantu untuk menjaga kelestarian bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.
Memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku merupakan langkah awal untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Dengan menggunakan kata
baku secara konsisten, kita dapat menjaga kejelasan dan keteraturan bahasa,
meningkatkan mutu bahasa, dan memperkuat identitas bangsa.