Modernisasi
memiliki arti pada perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang terjadi ketika
masyarakat beralih dari tradisi ke arah perkembangan teknologi, urbanisasi, dan
nilai-nilai yang lebih maju. Bisa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk pendidikan, pekerjaan, dan hubungan sosial.
Globalisasi
merupakan proses di mana kehidupan menjadi semakin terhubung melalui
perdagangan, komunikasi, dan mobilitas masyarakat. Termasuk pertukaran
informasi, barang, dan ide antara negara-negara, serta pengaruh budaya yang
saling berdampak.
Masyarakat yang belum siap menghadapi modernisasi dan globalisasi umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Kurangnya akses pendidikan dan informasi: Masyarakat tertinggal umumnya memiliki tingkat literasi dan pendidikan yang rendah. Hal ini membuat mereka kesulitan memahami teknologi informasi tentang perkembangan zaman dan teknologi baru.
- Keterbatasan infrastruktur: Infrastruktur yang minim, seperti akses jalan yang buruk, jaringan internet yang tidak merata, dan minimnya layanan kesehatan, semakin menghambat kemajuan masyarakat tertinggal.
- Keterampilan yang tidak memadai: Masyarakat tertinggal umumnya memiliki keterampilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja modern. Hal ini membuat mereka kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak dan berpenghasilan tinggi.
- Nilai dan budaya tradisional yang kuat: Nilai dan budaya tradisional yang kuat, meskipun memiliki nilai positif, terkadang dapat menghambat proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan.
Ketika masyarakat dengan karakteristik tersebut dihadapkan dengan modernisasi dan globalisasi, berbagai dampak buruk pun tak bisa dihindari. Berikut beberapa contohnya:
- Marginalisasi: Masyarakat tertinggal semakin terpinggirkan dari arus utama pembangunan. Mereka tertinggal dalam akses pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi.
- Ketimpangan sosial: Kesenjangan antara masyarakat kaya dan miskin semakin lebar. Masyarakat tertinggal semakin terpuruk dalam kemiskinan, sementara segelintir orang kaya semakin kaya.
- Krisis identitas: Nilai dan budaya tradisional yang dipegang teguh mulai terkikis oleh budaya asing yang masuk melalui arus globalisasi. Hal ini dapat menimbulkan krisis identitas bagi masyarakat tertinggal.
- Konflik sosial: Persaingan antar kelompok masyarakat untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas dapat memicu konflik sosial.
Salah satu
contoh nyata masyarakat yang mengalami dampak buruk dari modernisasi dan
globalisasi adalah suku Baduy di Banten. Suku Baduy yang terkenal dengan
tradisi dan nilai-nilai luhur mereka, kini terancam oleh modernisasi dan
globalisasi. Pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan Baduy dikhawatirkan
akan merusak alam dan budaya leluhur.
Namun,
modernisasi dan globalisasi tak selalu membawa dampak buruk. Jika dikelola
dengan baik, modernisasi dan globalisasi dapat menjadi alat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Bagaimana agar masyarakat tertinggal dapat terhindar dari dampak buruk modernisasi dan globalisasi?
Pemerintah
dan berbagai pihak terkait perlu bekerja sama untuk membantu masyarakat
tertinggal beradaptasi dengan perubahan. Berikut beberapa upaya yang dapat
dilakukan:
- Meningkatkan akses pendidikan dan informasi: Pemerintah perlu menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat tertinggal. Selain itu, perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi tentang berbagai informasi penting terkait perkembangan dunia dan teknologi baru.
- Membangun infrastruktur yang memadai: Pembangunan infrastruktur seperti jalan, jaringan internet, dan layanan kesehatan di daerah tertinggal perlu diprioritaskan. Hal ini akan membuka akses bagi masyarakat tertinggal untuk mendapatkan berbagai layanan penting.
- Mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan: Pemerintah perlu bekerja sama dengan sektor usaha untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat tertinggal. Hal ini akan membantu mendapatkan pekerjaan yang layak dan berpenghasilan tinggi.
- Melestarikan nilai dan budaya tradisional: Nilai dan budaya tradisional perlu dilestarikan dan ditanamkan kepada generasi muda. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan informal, serta berbagai kegiatan budaya.
Dengan upaya
yang sungguh-sungguh dan terarah, masyarakat yang tertinggal dapat terhindar
dari dampak negatif modernisasi dan globalisasi. Mereka pun bisa menjadi bagian
dari masyarakat yang maju dan sejahtera.
Masa depan
bukan hanya milik masyarakat modern, tetapi juga bagi yang mau berusaha untuk
mengejar ketertinggalan. Dengan bahu membahu dan saling membantu, kita dapat
membangun masa depan yang lebih baik bagi semua.