Mengetahui Pendidikan Karakter: Menurut Perspektif Para Ahli

Mengetahui Pendidikan Karakter: Menurut Perspektif Para Ahli


 

 

Pendidikan karakter bagaikan pembimbing yang menuntun generasi muda agar menjadi pribadi yang lebih baik. Di era globalisasi yang penuh tantangan ini, menanamkan nilai-nilai luhur pada diri generasi penerus bangsa menjadi kian penting.

 

Namun, apa sebenarnya arti dari pendidikan karakter? Bagaimana para pakar memandang konsep Pendidikan karakter? Mari kita selami pemikiran beberapa tokoh ternama dalam upaya memahami makna pendidikan karakter secara lebih mendalam.

 

 

 

1. Thomas Lickona: Membangun Pemahaman, Kepedulian, dan Aksi

Menurut Thomas Lickona, seorang pakar pendidikan karakter terkemuka, pendidikan karakter merupakan usaha sadar untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak atas nilai-nilai etika . 


Ia menjelaskan pentingnya menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, rasa hormat, tanggung jawab, keadilan, kerjasama, kasih sayang, toleransi, dan demokrasi pada diri peserta didik.

 

Lickona meyakini bahwa pendidikan karakter bukan hanya tentang penyampaian pengetahuan moral, tetapi juga tentang menumbuhkan karakter melalui pengalaman dan refleksi. 


Ia menganjurkan pendekatan terukur yang melibatkan berbagai aspek kehidupan sekolah, termasuk kurikulum, budaya sekolah, dan interaksi guru-murid.

 

 

 

2. David Elkind: Metode Pendidikan yang Menginspirasi

David Elkind, seorang psikolog perkembangan ternama, menjelaskan pendidikan karakter sebagai metode pendidikan yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk mempengaruhi karakter murid. 


Ia menjelaskan peran guru sebagai teladan dan pengajar dalam proses penanaman nilai-nilai luhur.

 

Elkind berpendapat bahwa pendidikan karakter haruslah berpusat pada murid dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. 


Ia menyarankan berbagai metode pengajaran yang kreatif dan inovatif, seperti diskusi kelas, simulasi, dan proyek belajar layanan masyarakat.

 

 

 

3. Zubaedi: Membentuk dan Merawat Nilai-Nilai Etika

Zubaedi, seorang pakar pendidikan Indonesia, mendefinisikan pendidikan karakter sebagai segala perencanaan usaha yang dilakukan oleh guru yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter peserta didiknya. 


Ia menjelaskan pentingnya memahami, membentuk, dan memupuk nilai-nilai etika secara keseluruhan.

 

Zubaedi menjelaskan pendidikan karakter sebagai proses berkelanjutan yang dimulai sejak usia dini. Ia menyarankan berbagai strategi untuk menanamkan nilai-nilai karakter, seperti pembiasaan, keteladanan, dan pembinaan.

 

 

Di Indonesia, konsep pendidikan karakter dicetuskan oleh berbagai pihak, termasuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2015 tentang Penanaman Nilai-Nilai Karakter Bangsa, pendidikan karakter diartikan sebagai "hasil belajar peserta didik yang terkait dengan penanaman nilai, yang meliputi enam nilai utama, yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, berintegritas, dan bernalar kritis".

 

Prof. Dr. H. Djafran Hamzah, M.Si., M.Ed., pakar pendidikan karakter dari Universitas Negeri Yogyakarta, menjelaskan bahwa pendidikan karakter bukan sekadar program atau mata pelajaran, melainkan budaya sekolah yang dijiwai nilai-nilai luhur bangsa. 


Beliau menjelaskan pentingnya keteladanan dari pendidik dan pemimpin sekolah dalam menanamkan karakter mulia pada peserta didik.

 

 

 

Pendidikan karakter merupakan upaya berkelanjutan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk keluarga, sekolah, dan masyarakat. 


Dengan menanamkan nilai-nilai luhur pada diri generasi muda, kita dapat membangun bangsa yang berkemajuan dan bermartabat.

 

Para pakar yang telah disebutkan di atas memberikan wawasan berharga tentang makna dan pentingnya pendidikan karakter. 


Dengan memahami sudut pandang mereka, kita dapat merumuskan strategi yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai luhur pada diri generasi penerus bangsa.

LihatTutupKomentar