Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan dan terhubung satu sama lain. Interaksi sosial merupakan dasar dari kehidupan bermasyarakat.
Melalui interaksi sosial, manusia dapat saling berkomunikasi, bekerja sama, dan memenuhi kebutuhannya. Interaksi sosial juga berperan penting dalam pembentukan lembaga sosial.
Sejak lahir, manusia sudah bersosialisasi
dengan orang lain, baik itu keluarga, teman, maupun masyarakat luas.
Lembaga sosial adalah sistem norma, nilai, dan perilaku yang terstruktur dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Lembaga
sosial tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan melalui proses interaksi
sosial yang berkelanjutan.
Bagaimana interaksi sosial memengaruhi pembentukan lembaga sosial?
Berikut beberapa penjelasannya:
1. Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat
Interaksi sosial yang dilakukan oleh manusia bertujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan, seperti kebutuhan ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan.
Berbagai kebutuhan tersebut membuat manusia untuk saling
bersosialisasi dan bekerja sama. Seiring waktu, interaksi sosial yang terjlin
secara terus menerus melahirkan norma, nilai, dan perilaku yang disepakati.
Norma, nilai, dan perilaku kemudian menjadi dasar bagi pembentukan lembaga
sosial.
- Contohnya, kebutuhan manusia untuk mendapatkan pendidikan membuat seseorang untuk saling bersosialisasi dan bekerja sama dalam membangun sekolah. Sekolah kemudian menjadi lembaga sosial yang terstruktur dengan norma, nilai, dan perilaku yang jelas untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat.
2. Mengatur Kehidupan Bermasyarakat
Interaksi sosial yang teratur dan terstruktur membantu mengatur kehidupan bermasyarakat. Norma, nilai, dan perilaku yang disepakati bersama dalam interaksi sosial menjadi pedoman bagi anggota masyarakat dalam bertindak dan berperilaku.
Peraturan pada Lembaga sosial membantu menjaga
keteraturan dan stabilitas dalam kehidupan bermasyarakat.
- Contohnya, norma dan nilai yang disepakati dalam interaksi sosial membuat masyarakat untuk saling menghormati, menghargai perbedaan, dan menyelesaikan konflik dengan cara damai. Norma dan nilai kemudian menjadi dasar bagi pembentukan lembaga sosial seperti pengadilan atau lembaga adat yang berfungsi untuk mengatur kehidupan bermasyarakat dan menyelesaikan konflik.
3. Meningkatkan Solidaritas Sosial
Interaksi sosial yang positif dapat meningkatkan rasa solidaritas dan kepedulian antar anggota masyarakat.
Ketika seseorang saling bersosialisasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, maka akan menjalin keterikatan dan rasa tanggung jawab terhadap satu sama lain.
Rasa
solidaritas membuat kita untuk saling membantu dan mendukung dalam memenuhi
kebutuhan bersama.
- Contohnya, rasa solidaritas sosial membuat masyarakat untuk saling membantu saat terjadi bencana alam. Masyarakat bahu-membahu dalam memberikan bantuan dan dukungan kepada korban bencana. Interaksi sosial bisa memperkuat rasa solidaritas dan kepedulian antar anggota masyarakat.
4. Menjaga Kelestarian Budaya
Interaksi sosial memainkan peran penting dalam menjaga kelestarian budaya. Budaya dilestarikan melalui interaksi sosial antar generasi.
Ketika beberapa orang saling bersosialisasi, maka akan saling berbagi pengetahuan, nilai-nilai, dan tradisi budaya.
Dengan bersosialisasi membantu
menjaga kelestarian budaya dan memastikan bahwa budaya tersebut dapat
dilestarikan oleh generasi berikutnya.
- Contohnya, tradisi gotong royong merupakan bagian dari budaya masyarakat Indonesia. Tradisi gotong toyong dilestarikan melalui interaksi sosial antar anggota masyarakat. Ketika masyarakat saling bergotong royong, maka bukan hanya menyelesaikan pekerjaan bersama, tetapi juga memperkuat nilai-nilai budaya seperti kebersamaan, kekompakan, dan saling membantu.
Contoh Interaksi Sosial Mempengaruhi Pembentukan Lembaga Sosial
Bayangkan sebuah desa kecil yang baru saja didirikan. Para penduduk desa berasal dari berbagai latar belakang dan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda.
Awalnya, interaksi sosial warga setempat masih kacau dan tidak
teratur.
Namun, seiring berjalannya waktu, para warga mulai bersosialisasi untuk memenuhi kebutuhan bersama, seperti membangun rumah, mencari makan, dan menjaga keamanan.
Dari interaksi sosial, warga desa mulai
membentuk norma, nilai, dan perilaku yang teratur.
Lama kelamaan, norma, nilai, dan perilaku menjadi cikal bakal lembaga sosial, seperti keluarga, gotong royong, dan sistem keamanan desa.
Lembaga-lembaga sosial yang telah dibentuk membantu masyarakat desa untuk
hidup bersama dengan teratur, damai, dan sejahtera.
Interaksi sosial merupakan faktor penting dalam pembentukan lembaga sosial. Interaksi sosial membantu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, mengatur kehidupan bermasyarakat, meningkatkan solidaritas sosial, dan menjaga kelestarian budaya.
Lembaga sosial yang terbentuk dari interaksi sosial
membantu menjaga keteraturan, stabilitas, dan kemajuan dalam kehidupan
bermasyarakat.