Bahasa iklan
memiliki tentu diperlukan dalam menarik perhatian dan meyakinkan calon konsumen
untuk melakukan pembelian yang diinginkan pengiklan. Salah satu aspek penting
dalam bahasa iklan adalah penggunaan subjek. Pemilihan subjek yang tepat dapat
membantu iklan menjadi lebih efektif dan mudah diingat. Berikut adalah beberapa
jenis subjek yang biasa digunakan dalam bahasa iklan:
Subjek Orang Pertama dalam Bahasa Iklan
Subjek orang
pertama, seperti "aku", "saya", dan "kami",
merupakan strategi dasar dalam penulisan iklan. Penggunaan subjek
ini secara strategis dapat membuat iklan terasa lebih personal, sesuai, dan
pada akhirnya, lebih persuasif.Mari kita pahami lebih lanjut mengenai manfaat
dan strategi penggunaan subjek orang pertama dalam iklan:
Membangun Kedekatan dan Kepercayaan:
- Suara Teman: Dengan menggunakan
"aku" atau "saya", iklan seolah-olah berbicara
langsung kepada calon konsumen sebagai seorang teman atau kenalan. Dengan
beitu menciptakan suasana yang lebih kasual dan ramah, membuat calon
konsumen merasa lebih nyaman dan terbuka terhadap pesan yang disampaikan.
- Empati dan Pemahaman: Subjek
orang pertama memungkinkan pengiklan untuk menunjukkan empati terhadap
permasalahan atau keinginan calon konsumen. Iklan dapat dimulai dengan
kalimat seperti "Saya tahu Anda lelah..." atau "Aku
mengerti betapa sibuknya hidup Anda..." Kalimat pembuka ini membangun
hubungan dengan calon konsumen dan meyakinkan bahwa pengiklan memahami
kebutuhan baik barang atau jasa.
Menunjukkan Keunggulan dan Solusi:
- Otoritas dan Pengalaman: Kata
ganti "kami" dapat digunakan untuk menunjukkan kredibilitas dan
pengalaman perusahaan. Contohnya, "Kami telah menciptakan produk
inovatif yang dapat membantu Anda..." Penggunaan "kami"
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keahlian dan rekam jejak yang baik.
- Jaminan dan Keamanan: Subjek
orang pertama dapat digunakan untuk menawarkan jaminan dan keamanan kepada
calon konsumen. Iklan dapat berbunyi, "Saya jamin Anda akan puas
dengan produk kami..." atau "Kami berkomitmen untuk memberikan
layanan terbaik kepada Anda." Hal ini membuat calon konsumen merasa
lebih percaya diri untuk mencoba produk atau layanan yang ditawarkan.
Strategi Menggunakan Subjek Orang Pertama:
- Sesuaikan dengan Target
Konsumen: Gaya bahasa yang digunakan dengan subjek orang pertama harus
disesuaikan dengan target calon konsumen. Gunakan bahasa yang lebih formal
dengan "saya" untuk calon konsumen yang lebih tua atau
profesional, sementara "aku" dapat digunakan untuk calon
konsumen yang lebih muda atau yang lebih menyukai pendekatan yang santai.
- Hindari Terlalu Berlebihan:
Meskipun subjek orang pertama efektif, jangan menggunakannya secara
berlebihan. Perpaduan penggunaan subjek dengan subjek orang kedua
("Anda") atau orang ketiga ("produk ini") untuk
menjaga agar iklan tidak monoton dan menarik.
- Fokus pada Manfaat: Saat
menggunakan subjek orang pertama, pastikan untuk fokus pada manfaat yang
akan diterima calon konsumen. Jangan hanya membicarakan tentang perusahaan
atau produk, tetapi tunjukkan bagaimana hal tersebut dapat memberi manfaat
kepada calon konsumen agar lebih baik.
Dengan
memahami kekuatan subjek orang pertama dan menerapkan strategi yang tepat,
penulis iklan dapat menciptakan hubungan yang kuat dengan calon
konsumen, membangun kepercayaan, dan pada akhirnya mendorong mereka untuk
mengambil tindakan yang diinginkan.
Subjek Orang Kedua: Menarik Perhatian dan Mendorong Tindakan
Subjek orang
kedua, seperti "Anda" dan "kamu", merupakan strategi agar
menarik perhatian calon konsumen secara langsung dan mempengaruhi konsumen agar
tertarik dengan iklan. Penggunaan subjek orang kedua membuat calon
konsumen merasa seperti sedang diajak bicara dan diperhatikan, sehingga pesan
iklan terasa lebih sesuai dan personal.
Memperkuat Keterlibatan Konsumen:
- Fokus pada Kebutuhan dan
Keinginan: Iklan yang menggunakan subjek orang kedua dapat secara langsung
berbicara mengenai kebutuhan dan keinginan calon konsumen. Contohnya,
"Anda ingin tampil percaya diri? Gunakan produk kami!" Kalimat
ini langsung menyasar keinginan calon konsumen akan kepercayaan diri dan
menawarkan solusi.
- Ajakan Langsung: Subjek orang
kedua memudahkan pembuatan call to action (ajakan untuk bertindak) yang
jelas dan persuasif. Iklan dapat berbunyi, "Kunjungi website kami
hari ini untuk mendapatkan penawaran khusus!" atau "Coba produk
kami sekarang dan rasakan perbedaannya!" Kalimat ini memotivasi calon
konsumen untuk melakukan tindakan yang diinginkan pengiklan.
Membangun Hubungan yang Baik:
- Percakapan Interaktif: Dengan
menggunakan subjek orang kedua, iklan dapat terasa seperti percakapan dua
arah. Iklan dapat mengajukan pertanyaan yang menggugah calon konsumen,
seperti "Apakah Anda lelah dengan...?" atau "Pernahkah Anda
berpikir tentang...?" Pertanyaan ini memancing keterlibatan calon
konsumen dan membuat mereka berpikir kritis mengenai kebutuhan mereka.
- Personalisasi Pesan: Subjek
orang kedua memungkinkan personalisasi pesan iklan. Iklan dapat
menggunakan informasi demografis atau psikografis calon konsumen untuk
membuat pesan yang lebih relevan. Contohnya, iklan untuk perlengkapan
olahraga mungkin menggunakan kalimat, "Sebagai seorang atlet, Anda
membutuhkan pakaian yang nyaman dan tahan lama."
Strategi Menggunakan Subjek Orang Kedua:
- Kenali Target Konsumen: Untuk
penggunaan subjek orang kedua yang efektif, penting untuk memahami target
calon konsumen Anda. Hal ini memungkinkan untuk menggunakan bahasa yang
sesuai dan menyentuh permasalahan atau keinginan konsumen secara spesifik.
- Hindari Nada Perintah: Meskipun
tujuannya menarik perhatian, hindari penggunaan subjek orang kedua yang
terkesan seperti perintah. Fokuslah pada menawarkan solusi dan manfaat,
bukan memaksa calon konsumen untuk melakukan sesuatu.
- Variasikan Penggunaan Subjek:
Gabungkan penggunaan subjek orang kedua dengan subjek lain seperti orang
pertama ("kami") atau orang ketiga ("produk ini")
untuk menjaga agar iklan tetap menarik.
Dengan
menggunakan subjek orang kedua secara strategis, penulis iklan dapat
menciptakan pengalaman yang lebih personal serta tentu menarik bagi calon
konsumen. Pada akhirnya akan membuat calon konsumen, meningkatkan brand
awareness, dan memicu konsumen agar membeli atau memakai jasa yang diiklankan.
Subjek Orang Ketiga: Menjelaskan Keunggulan Iklan
Subjek orang
ketiga, seperti "dia", "mereka", dan "ini", juga
strategi cukup ampuh untuk periklanan. Meskipun tidak secara
langsung mengajak calon konsumen untuk membuat keputusan, subjek orang ketiga
efektif dalam menyampaikan informasi produk atau layanan, serta
menonjolkan keunggulannya.
Mari kita
lihat lebih dalam mengenai fungsi dan strategi penggunaan subjek orang ketiga
dalam iklan:
Menyampaikan Informasi Secara Objektif:
- Deskripsi Produk dan Layanan:
Subjek orang ketiga memungkinkan deskripsi produk atau layanan secara
objektif. Iklan dapat menjelaskan fitur, fungsi, dan bahan pembuat produk
dengan menggunakan kalimat seperti, "Mesin cuci ini dilengkapi dengan
teknologi terbaru untuk hasil pencucian yang bersih dan optimal."
Penggunaan subjek orang ketiga membuat deskripsi terdengar informatif dan
terpercaya.
- Bercerita dan Memberikan Bukti:
Iklan yang menggunakan subjek orang ketiga dapat bercerita tentang
pengalaman pengguna produk atau layanan. Contohnya, "Pelanggan kami
puas dengan produk ini dan merekomendasikannya kepada
teman-temannya." Cerita ini berfungsi sebagai bukti yang menyakinkan
kepercayaan calon konsumen terhadap produk.
Menonjolkan Keunggulan dan Manfaat:
- Fokus pada Produk atau Layanan:
Dengan menggunakan subjek orang ketiga, fokus iklan terarah langsung pada
produk atau layanan yang ditawarkan. Iklan dapat berbunyi, "Produk
ini inovatif dan dapat membantu Anda menyelesaikan pekerjaan dengan lebih
mudah." Kalimat ini secara jelas menjelaskan keunggulan dan manfaat
produk.
- Fitur dan Spesifikasi: Subjek
orang ketiga efektif untuk menonjolkan fitur dan spesifikasi produk secara
detail. Iklan dapat menggunakan kalimat seperti, "Laptop ini memiliki
prosesor yang kuat dan kapasitas penyimpanan yang besar, sehingga cocok untuk
pekerjaan multitasking." Penjelasan secara rinci membantu calon
konsumen memahami apakah produk tersebut sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Strategi Menggunakan Subjek Orang Ketiga:
- Gaya Bahasa yang Sesuai: Pilih
gaya bahasa yang sesuai dengan target calon konsumen dan jenis produk.
Gunakan bahasa yang informatif dan ringkas untuk produk teknis, sementara
bahasa yang lebih emosional bisa digunakan untuk produk gaya hidup.
- Gunakan Kata Ganti yang
Variatif: Selain "dia", "mereka", dan "ini",
manfaatkan kata ganti posesif seperti "miliknya" dan
"punya" untuk menambah variasi dan menghindari penggunaan subjek
yang monoton.
- Kombinasikan dengan Subjek Lain:
Subjek orang ketiga dapat dipadukan dengan subjek lain seperti orang
pertama ("kami") atau orang kedua ("Anda") untuk
menciptakan iklan yang lebih menarik. Misalnya, iklan dapat dimulai dengan
subjek orang pertama, "Kami percaya bahwa produk ini adalah yang
terbaik di kelasnya," dilanjutkan dengan subjek orang ketiga untuk
menjelaskan fiturnya, dan diakhiri dengan subjek orang kedua sebagai
ajakan untuk mencoba.
Dengan
memahami fungsi dan strategi penggunaan subjek orang ketiga, penulis iklan
dapat menyampaikan informasi produk atau layanan secara jelas dan
meyakinkan.
Subjek orang
ketiga juga efektif untuk menjelaskan keunggulan produk dan membangun
kepercayaan calon konsumen, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk
mempertimbangkan dan memilih produk atau layanan yang ditawarkan.
Subjek Benda: Menonjolkan Produk dan Menarik Perhatian
Dalam dunia
periklanan yang penuh dengan kata-kata persuasif, subjek benda, seperti
"produk ini", "layanan ini", dan "fitur ini",
terkadang luput dari perhatian. Namun, penggunaan subjek benda secara tepat
bisa menjadi strategi ampuh untuk mendeskripsikan produk atau layanan yang
ditawarkan dan menarik perhatian calon konsumen.
Mari kita
pahami fungsi dan strategi penggunaan subjek benda dalam iklan:
Memfokuskan Perhatian pada Produk:
- Spotlight pada Produk: Subjek
benda memungkinkan fokus iklan terarah langsung pada produk atau layanan
itu sendiri. Iklan dapat berbunyi, "Mesin cuci ini adalah yang Anda
butuhkan untuk menjaga pakaian tetap bersih dan awet." Kalimat ini
menempatkan produk sebagai bintang iklan dan menjelaskan manfaatnya secara
langsung.
- Highlight Fitur Utama: Iklan
yang menggunakan subjek benda dapat menonjolkan fitur utama produk dengan
cara yang ringkas dan menarik. Contohnya, "Kamera ini dilengkapi
dengan lensa zoom yang canggih, sehingga Anda dapat mengambil gambar jarak
jauh dengan kualitas tinggi." Penggunaan subjek benda membuat
deskripsi fitur fokus pada kemampuan produk dan menarik minat calon
konsumen.
Membangun Keinginan dan Kepercayaan:
- Bahasa yang Objektif dan
Meyakinkan: Subjek benda menghasilkan gaya bahasa yang objektif dan
meyakinkan. Iklan dapat berbunyi, "Dengan daya tahan baterainya yang
luar biasa, smartphone ini dapat menemani Anda seharian penuh."
Kalimat ini menjelaskan keunggulan produk tanpa terkesan berlebihan dan
membangun kepercayaan calon konsumen terhadap kemampuannya.
- Menciptakan Misteri dan Intrik:
Subjek benda dapat digunakan untuk menciptakan sedikit daya tarik pada
sekitar produk. Iklan dapat berbunyi, "Rahasia untuk kulit sehat dan
bercahaya ada di sini." Kalimat ini memicu rasa ingin tahu calon
konsumen dan membuat untuk mencari tahu lebih lanjut tentang produk
tersebut.
Strategi Menggunakan Subjek Benda:
- Gunakan Bahasa yang Deskriptif:
Pilih kata benda yang bisa deskriptif untuk menjelaskan keunggulan produk.
Hindari penggunaan kata benda yang terlalu umum dan fokus pada hal yang
membedakan produk Anda dari kompetitor.
- Gaya Bahasa yang Sesuai
Konsumen: Sesuaikan gaya bahasa dengan target calon konsumen Anda.
- Gunakan bahasa teknis dan
informatif untuk produk yang beragam, sementara bahasa yang lebih
emosional dapat dipakai untuk produk gaya hidup.
- Perpadukan dengan Subjek Lain:
Gabungkan subjek benda dengan subjek lain seperti orang pertama
("kami yang menciptakan") atau orang kedua ("Anda akan
mendapatkan") untuk menciptakan alur cerita yang menarik dan
menguatkan pesan iklan.
Dengan
memahami strategi penggunaan subjek benda, penulis iklan
dapat menciptakan iklan yang fokus pada produk, menjelaskan fiturnya
yang menarik, dan membangun kepercayaan calon konsumen. Subjek benda
efektif untuk menarik perhatian calon konsumen dan membuat produk
atau layanan yang ditawarkan mudah diingat dan diinginkan.
Pemilihan
jenis subjek yang tepat ketika akan iklan tergantung pada beberapa faktor,
seperti tujuan iklan, target konsumen, dan media yang digunakan. Dengan
memahami jenis-jenis subjek yang tersedia, Anda atau penulis iklan profesional
bisa membuat iklan yang lebih efektif dan menarik bagi konsumen.
Selain jenis-jenis subjek di atas, bahasa iklan juga dapat menggunakan subjek lain, seperti kata tanya, kata seru, dan kata ganti. Penggunaan bahasa yang kreatif dan beragam dapat membantu iklan menjadi lebih menarik dan mudah diingat.
.png)
.png)