Perencanaan
produksi adalah langkah awal penting untuk kelancaran operasional bisnis
manufaktur. Rencana yang baik dapat membantu perusahaan memproduksi barang
sesuai permintaan, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mengurangi biaya
produksi.Mari kita lihat contoh perencanaan produksi untuk sebuah usaha kecil
yang memproduksi tas ransel.
1. Analisis Kebutuhan
Mari pahami
lagi pada langkah-langkah penting dalam analisis kebutuhan:
a. Memprediksi Permintaan
- Sejarah Penjualan: Amati pola
penjualan produk Anda di masa lampau. Apakah ada tren musiman? Adakah
produk yang selalu laris manis? Data ini menjadi petunjuk awal untuk
memprediksi permintaan di masa akan datang.
- Riset Pasar: Pahami riset pasar
melalui survei, wawancara, dan studi kelayakan. Pahami kebutuhan,
keinginan, dan tren terkini konsumen.
- Analisis Kompetitor: Pelajari
strategi jitu pesaing Anda. Produk apa yang mereka tawarkan? Bagaimana
penempatan mereka di pasar? Temukan celah peluang dan pelajari dari
kelemahan mereka.
b. Menentukan Jenis Produk
- Analisis Popularitas: Produk
mana yang paling digemari konsumen? Gunakan data penjualan, ulasan
pelanggan, dan media sosial untuk mengidentifikasi produk unggulan.
- Tren Pasar: Ikuti perkembangan
tren terkini dalam desain, teknologi, dan gaya hidup. Temukan peluang baru
untuk menarik minat konsumen.
- Target Pasar: Pertimbangkan
profil dan karakteristik target pasar Anda. Apakah mereka anak muda,
profesional, atau pecinta alam? Sesuaikan jenis produk dengan kebutuhan
dan selera mereka.
c. Memahami Produk
- Daftar Komponen: Buatlah daftar
lengkap semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat setiap jenis produk.
- Spesifikasi Detail: Jelaskan
spesifikasi detail setiap bahan, seperti bahan, dimensi, dan warna.
- Bill of Materials (BOM):
Susunlah BOM yang memuat daftar lengkap bahan beserta jumlahnya untuk
setiap produk.
d. Memprediksi Permintaan Tenaga Kerja
- Jam Kerja dan Keterampilan:
Pertimbangkan jam kerja efektif dan keahlian yang dibutuhkan untuk setiap
proses produksi.
- Analisis Beban Kerja: Hitunglah
beban kerja untuk setiap tenaga kerja berdasarkan prediksi produksi dan
jam kerja.
- Rencana Penambahan Tenaga Kerja:
Jika beban kerja melebihi kapasitas, buatlah rencana untuk menambah tenaga
kerja temporer atau lembur.
- Ingatlah: Analisis kebutuhan
adalah proses yang dinamis. Lakukan evaluasi dan penyesuaian secara
berkala untuk memastikan rencana produksi Anda selalu relevan dengan
perubahan pasar dan kebutuhan bisnis.
2. Kebutuhan Bahan Baku
Berdasarkan
perkiraan produksi di poin 1, hitung jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk
setiap jenis tas. Ini termasuk kain, benang, ritsleting, gesper, dan bahan
lainnya. Tambahkan faktor keamanan berupa persediaan tambahan untuk
mengantisipasi kesalahan produksi atau fluktuasi permintaan. Mari kita kupas
lebih dalam tentang perencanaan kebutuhan bahan baku:
a. Memahami Komponen
- Bill of Materials (BOM) sebagai
Acuan: Acuan utama dalam menentukan kebutuhan bahan baku adalah Bill of
Materials (BOM). Ini adalah daftar rinci semua bahan yang dibutuhkan untuk
memproduksi sebuah produk, beserta jumlahnya.
- Kualitas dan Spesifikasi: Selain
jumlah, perhatikan juga kualitas dan spesifikasi bahan baku yang
dibutuhkan. Ini akan mempengaruhi ketahanan, fungsionalitas, dan estetika
produk akhir.
b. Menghitung Kebutuhan
- Konversi Satuan: Ubahlah satuan
produk jadi ke satuan bahan baku. Misalnya, untuk membuat 1 tas ransel,
dibutuhkan berapa meter kain dan berapa meter benang?
- Rumus Perhitungan: Gunakan rumus
matematika sederhana untuk menghitung kebutuhan bahan baku. Misalnya,
jumlah produk x kebutuhan bahan baku per produk = total kebutuhan bahan
baku.
- Faktor Kehilangan: Tambahkan
faktor kehilangan untuk mengantisipasi penyusutan bahan baku selama proses
produksi. Ini bisa terjadi karena pemotongan, kerusakan, atau penguapan.
c. Metode Perhitungan
- Perhitungan Manual: Untuk
produksi skala kecil, perhitungan kebutuhan bahan baku bisa dilakukan
secara manual menggunakan spreadsheet.
- Software Perencanaan Produksi:
Untuk produksi skala besar, gunakan software perencanaan produksi yang
terintegrasi dengan sistem persediaan. Ini dapat menghemat waktu dan
meningkatkan akurasi perhitungan.
d. Optimalisasi Persediaan
- Stok Minimum: Tetapkan stok
minimum untuk setiap jenis bahan baku. Ini adalah jumlah persediaan
terendah yang harus selalu tersedia untuk menghindari kekosongan stok.
- Lead Time: Perhitungkan lead
time yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan baku dari
pemasok. Ini penting untuk menghindari keterlambatan produksi.
- Sistem Persediaan Tepat Waktu:
Terapkan sistem persediaan tepat waktu (Just-in-Time) untuk mengurangi
biaya penyimpanan dan mengurangi risiko bahan baku menjadi usang.
e. Mencari Sumber Pasokan yang Andal
- Kualitas dan Harga: Jalin kerja
sama dengan pemasok yang dapat menyediakan bahan baku berkualitas dengan
harga bersaing.
- Ketepatan Waktu Pengiriman:
Pilih pemasok dengan reputasi yang baik dalam hal ketepatan waktu
pengiriman.
- Kemitraan Strategis: Bangun
kemitraan strategis dengan pemasok untuk mendapatkan diskon atau kemudahan
pembayaran.
3. Penjadwalan Produksi
Buatlah
jadwal produksi yang rinci, mengalokasikan waktu untuk pemotongan bahan,
penjahitan, perakitan, pengecekan kualitas, dan pengepakan. Pertimbangkan
kapasitas produksi mesin dan tenaga kerja yang tersedia. Beberapa metode
penjadwalan yang bisa digunakan seperti First In First Out (FIFO) atau Critical
Path Method (CPM).
a. Memahami Alur Produksi
- Pemetaan Proses: Buatlah peta
alur proses produksi yang menggambarkan urutan langkah-langkah yang
diperlukan untuk membuat produk.
- Waktu Proses: Ketahuikan waktu
yang dibutuhkan untuk setiap langkah dalam proses produksi.
- Kapasitas Mesin: Pertimbangkan
kapasitas produksi mesin dan tenaga kerja yang tersedia.
b. Memilih Metode Penjadwalan
- First In First Out (FIFO):
Metode ini memprioritaskan penyelesaian pesanan berdasarkan urutan waktu
masuknya.
- Shortest Processing Time (SPT):
Metode ini memprioritaskan penyelesaian pesanan dengan waktu proses
terpendek terlebih dahulu.
- Critical Path Method (CPM):
Metode ini mengidentifikasi tahapan penting dalam proses produksi yang
membutuhkan waktu paling lama dan memprioritaskan penyelesaiannya.
c. Menyusun Jadwal Produksi
- Gantt Chart: Gunakan Gantt chart
untuk mempresentasikan jadwal produksi secara kronologis.
- Software Penjadwalan Produksi:
Manfaatkan software penjadwalan produksi untuk membantu menyusun dan
mengelola jadwal secara lebih efektif.
d. Memantau dan Mengendalikan
- Monitoring Kemajuan: Pantau
secara berkala kemajuan produksi dibandingkan dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
- Penyesuaian Jadwal: Lakukan
penyesuaian jadwal jika terjadi deviasi atau perubahan yang tidak terduga.
- Komunikasi yang Efektif:
Jalinlah komunikasi yang efektif antara departemen produksi, penjualan,
dan pemasok untuk menjaga kesesuaian jadwal.
4. Monitoring dan Pengendalian
- Tetap lakukan pengawasan selama
proses produksi berlangsung.
- Bandingkan kemajuan produksi
dengan rencana awal dan lakukan penyesuaian jika terjadi deviasi.
- Ini penting untuk memastikan
produksi berjalan sesuai target dan mengurangi masalah.
- Kemajuan Produksi: Bandingkan
kemajuan produksi aktual dengan rencana yang telah ditetapkan. Ketahui
setiap masalah atau keterlambatan.
- Kualitas Produk: Lakukan
pemeriksaan kualitas secara berkala di setiap tahap produksi untuk
memastikan produk memenuhi standar yang disyaratkan.
- Penggunaan Sumber Daya: Amati
penggunaan mesin, bahan baku, dan tenaga kerja sesuai dengan rencana. Cari
potensi penghematan atau peningkatan efisiensi.
Perencanaan produksi yang baik menjadi dasar penting untuk bisnis manufaktur yang sukses. Dengan contoh di atas, Anda bisa menyesuaikannya dengan jenis produk dan skala usaha Anda. Jangan lupa untuk selalu mengevaluasi dan memperbaharui rencana produksi sesuai dengan perkembangan bisnis Anda.

