Yang lagi menyusun rencana segera menikah, jangan sampai
hanya terfokus pada resepsi. Ada satu hal penting lainnya yang juga mesti
dipikirkan: beli rumah.
Pasangan baru nikah bisa beli rumah, itu menjadi idaman
setiap orang. Sebab masih ada pandangan bahwa kurang etis bila masih tinggal
bersama orang tua ketika sudah menikah.
Meski sebenarnya pandangan ini bisa dipatahkan. Misalnya
tinggal di rumah orang tua atau mertua karena sambil menemani beliau yang sudah
memasuki usia senja.
Bahkan numpang tinggal pun bukan masalah pada awal-awal
pernikahan. Asalkan memang sudah ada rencana mau beli rumah sendiri di kemudian
hari.
Tapi ada yang keenakan numpang sampai lupa beli rumah
sendiri. Alesannya, sudah ada rumah ngapain beli rumah lagi. Toh, nanti juga
diwariskan.
Ini yang perlu diluruskan. Jika dibanding-bandingkan, lebih
baik beli rumah ketimbang beli mobil sendiri. Sebab, rumah termasuk sarana
investasi.
Harga rumah pada umumnya meningkat dari tahun ke tahun.
Apalagi jika lokasinya strategis. Peningkatannya bisa berlipat-lipat.
Ini berbeda dengan mobil, yang harganya malah kian merosot.
Soalnya mobil terkena depresiasi alias penurunan harga tiap tahun.
Mobil termasuk barang konsumsi, bukan investasi. Begitu juga
kendaraan lain seperti sepeda motor. Jadi, gak ada salahnya beli rumah sendiri
meski sudah ada hunian dari orang tua.
Tapi lain urusannya jika keputusan nunda beli rumah adalah
karena belum ada modal. Mungkin dana banyak teralokasikan buat kebutuhan
pernikahan, hal yang sebenarnya kurang bijak. Berikut ini ada 4 cara pasangan
baru nikah bisa beli rumah, mungkin dapat dijadikan referensi:
1. Tekan Biaya Resepsi
Banyak yang lebih mementingkan resepsi ketimbang hunian ke
depannya. Duit digelontorkan buat bikin resepsi pesta pernikahan. Seusai
resepsi, mengeluh karena dana habis.
Lebih baik resepsi digelar sederhana saja. Yang penting,
acara itu berkesan bagi tiap orang. Sisa dana bisa dipakai buat tambahan beli
rumah.
2. Atur Pengeluaran
Saat sudah menikah, atur pengeluaran berdua. Baik suami
maupun istri mesti saling terbuka dalam urusan keuangan. Apakah ada utang,
hartanya berapa.
Ini penting untuk menyusun anggaran ke depan. Setelah ada
anggaran, patuhi. Percuma bikin anggaran njelimet tapi diabaikan.
3. Berinvestasi
Nabung sudah jelas mesti dilakukan. Tapi ada yang lebih
menjanjikan, yaitu berinvestasi. Imbal hasil investasi lebih besar ketimbang
bunga tabungan.
Tapi harus paham dulu jenis investasi yang akan dilakoni.
Mungkin bisa investasi emas yang simpel. Jika ingin mencoba meraih hasil lebih,
bisa mulai pelajari reksa dana dari sekarang.
4. Buatkan Rekening Khusus
Jika memungkinkan, buatlah rekening tabungan khusus untuk
mengumpulkan modal beli rumah. Nantinya dana dari gaji tiap bulan disisihkan ke
rekening ini.
Isi rekening gak boleh diutak-atik, kecuali untuk beli
rumah. Harus ditetapkan target tabungan untuk beli rumah perbulannya mau
menyisihkan berapa.
Misalnya membidik rumah seharga Rp 400 juta. Dengan aturan
down payment 20% dari harga total, diperlukan Rp 80 juta sebagai DP kredit
pembelian rumah (KPR).
Itu belum termasuk biaya bank dan notaris. Kira-kira butuh
Rp 100 juta untuk bisa menghuni rumah secara kredit. Tentukan berapa besaran
tabungan per bulan sampai didapatkan angka sebesar itu, tentunya dengan melihat
kondisi keuangan pribadi masing-masing.
Itulah empat cara pasangan baru nikah bisa beli rumah. Dari
keempat poin di atas, yang sering dilupakan adalah poin pertama dan kedua.
Resepsi itu penting, tapi rasanya kok sayang keluar duit
segitu banyak hanya untuk pesta semalam. Mending dipakai buat hal lain yang
lebih bermanfaat.
Perihal anggaran keuangan juga kerap luput dari perhatian.
Padahal anggaran sangat menentukan kelangsungan rumah tangga ke depan. Lihat
saja dalam tiap kegiatan dari tingkat RT sampai negara. Soal anggaran selalu
ramai dibahas karena memang penting untuk penggerak kegiatan tersebut.