Contoh Supply Chain Management Pada Perusahaan Manufaktur

Contoh Supply Chain Management Pada Perusahaan Manufaktur


 

 

Manajemen rantai pasokan memainkan peran penting pada keberhasilan bisnis, dan PT ABC, sebuah perusahaan manufaktur sepeda motor terkenal, menjadi model yang patut dicontoh ketika menerapkan strategi rantai pasokan yang efektif.

 

Faktor dari kesuksesan PT ABC terletak pada jaringan pemasoknya cukup luas dan terintegrasi, yang terhubung dengan sistem informasi perusahaan. Keterhubungan ini membuat pemasok dengan akses secara berkala terhadap data permintaan, tingkat inventaris, dan jadwal produksi melalui aplikasi online. Transparansi tersebut memungkinkan pemasok untuk menyesuaikan pengiriman bahan mentah agar dapat memenuhi kebutuhan PT ABC secara tepat.

 

Dengan menganut prinsip lean manufacturing, PT ABC menghilangkan aktivitas tidak bernilai tambah dalam proses produksinya. Penerapan metodologi just-in-time (JIT) memastikan produksi sepeda motor selaras dengan permintaan pasar, sehingga menghindari kelebihan persediaan. Hal ini bukan hanya mengurangi biaya penyimpanan tetapi juga meminimalkan risiko kerusakan atau kedaluwarsa produk.

 

Sistem distribusi PT ABC efisien dan fleksibel. Bekerjasama dengan perusahaan distribusi terpercaya, perusahaan memastikan pengiriman produk cepat dan aman ke berbagai wilayah. Apalagi PT ABC mengutamakan layanan purna jual yang berkualitas, termasuk garansi, perbaikan, dan penggantian produk. Perusahaan secara aktif mencari umpan balik pelanggan, dengan tujuan untuk terus meningkatkan kepuasan.

 

Dengan berpedoman pada penerapan manajemen rantai pasokan yang kuat, PT ABC menjadi perusahaan bisnis yang unggul. Perusahaan memproduksi sepeda motor berkualitas tinggi dengan biaya rendah, memenuhi permintaan pasar sesuai dengan permintaan, dan membuat loyalitas pelanggan melalui layanan yang secara berkala.

 

Seiring transisi bisnis ke platform digital, pergeseran operasional berdampak pada dinamika rantai pasokan. Penting untuk membedakan contoh manajemen rantai pasokan untuk perusahaan offline konvensional dan bisa juga secara online baik melalui e-commerce serta media digital lainnya.

 

 

 

 

 

Proses Rantai Pasokan Konvensional

 

Dalam rantai pasokan konvensional, perjalanannya dimulai dengan pengadaan bahan mentah. Pengadaan bahan baku mematuhi target produksi yang telah ditentukan, sehingga memastikan kelancaran produksi.

 

Pemasok logistik menangani pengiriman bahan mentah ke pabrik, tempat pemasok memproses bahan mentah dan menjualnya dalam jumlah besar ke perusahaan atau pabrik. Tahap produksi mengubah bahan mentah menjadi produk jadi.

 

Tahap distribusi melihat produk jadi diangkut dari pabrik ke agen atau konsumen. Ketika produk sampai ke pedagang eceran, produk tersebut dipajang ditoko sekala rumahan untuk menarik konsumen akhir.

 

Meskipun pembelian konsumen tampaknya menandai berakhirnya rantai pasokan, selera konsumen membuat permintaan agar mendorong perusahaan untuk meninjau kembali tahap awal, dan memulai kembali siklus rantai pasokan.

 

Mempertahankan kelancaran operasional di setiap tahap rantai pasokan sangat penting untuk memastikan distribusi barang atau jasa tidak terganggu.

 

 

 

 

Manajemen Rantai Pasokan E-commerce

 

Di bidang e-commerce, manajemen rantai pasokan mengambil perspektif yang unik. Berbeda dengan model konvensional, transaksi konsumen memulai rantai pasokan.

 

Konsumen menelusuri, memilih, dan membeli produk secara langsung melalui platform e-commerce. Penyelesaian pembayaran menandai dimulainya jalur rantai pasokan lainnya, sering kali meliputi dompet elektronik atau transfer bank.

 

Langkah selanjutnya meliputi pengambilan produk dari gudang inventaris, memastikan barang pesanan tersedia untuk pengiriman tepat waktu ke konsumen.

 

E-commerce sering kali bekerjasama perusahaan distribusi pihak ketiga untuk pengiriman produk, yang membedakannya dari model konvensional. Pengiriman produk langsung ke konsumen akhir membedakan e-commerce dari rantai pasokan konvensional.

 

Mirip dengan model konvensional, pelanggan e-commerce yang puas sering kali melakukan pemesanan ulang, sehingga mempertahankan siklus rantai pasokan yang berkelanjutan.

 

Manajemen rantai pasokan yang efektif meminimalkan kerugian akibat permintaan pelanggan yang tidak sesuai dan meminimalisir penyimpanan stok yang berlebihan. Data penjualan sebelumnya berfungsi sebagai sumber terpercaya untuk menentukan penyesuaian stok, memastikan keputusan didasarkan pada data bisnis faktual.

 

Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, dunia usaha dapat mengurangi mis manajemen stok, sehingga membuat rantai pasokan yang lebih efisien dan berkelanjutan.

LihatTutupKomentar