Kolintang adalah alat musik tradisional dari sulawesi utara yang berbentuk ...
a. bilah
b. pencon
c. dawai
d. tabung
Jawaban: a. bilah
Kolintang, sebuah alat musik tradisional yang berasal dari Sulawesi Utara, menjadi representasi budaya masyarakat suku minahasa. Alat musik ini dikenal dengan bentuk khas, terdiri dari bilah-bilah kayu yang disusun secara horizontal.
Setiap bilah menghasilkan nada tertentu ketika dipukul dengan pemukul khusus.
Keunikan ini tidak hanya wujud keragaman musikal, tetapi juga menampilkan
keahlian para pengrajin yang memadukan tradisi dengan fungsi seni.
Asal-Usul dan Nama Kolintang
Kata "kolintang" berasal dari bunyi yang dihasilkan alat musik ini. Dalam bahasa daerah Minahasa, istilah ini mengacu pada "tong" (nada rendah), "ting" (nada tinggi), dan "tang" (nada sedang). Gabungan bunyi-bunyi ini menjadi ciri khas kolintang.
Awalnya, kolintang
dimainkan sebagai alat musik ritual dalam upacara adat, untuk menghormati
leluhur atau sebagai bagian dari kegiatan religius. Seiring waktu, fungsi
kolintang berkembang, menjadi salah satu medium hiburan dan alat seni musik.
Bentuk dan Fungsi Kolintang
Jawaban yang tepat untuk pertanyaan tentang bentuk kolintang adalah a. bilah. Alat musik ini terdiri dari beberapa bilah kayu yang dipilih secara cermat berdasarkan jenis dan kekuatan untuk menghasilkan resonansi terbaik.
Kayu seperti kayu cempaka,
kayu waru, atau kayu telur bisa digunakan karena memiliki karakteristik ringan,
namun mampu memantulkan suara dengan baik. Bilah-bilah disusun di atas
resonator yang berfungsi memperkuat suara yang dihasilkan.
Kolintang
dimainkan dengan cara memukul bilah-bilah tersebut menggunakan stik kayu yang
ujungnya dilapisi karet atau bahan serupa untuk menghasilkan nada yang lembut
dan harmoni. Instrumen ini memiliki rentang nada yang luas, membuatnya cocok
digunakan baik dalam permainan solo maupun ansambel.
Perbandingan dengan Pilihan Jawaban Lain
b. Pencon
Pencon
adalah istilah untuk mendeskripsikan alat musik gamelan seperti bonang, gong,
atau kenong. Alat musik ini berbentuk cembung dan dimainkan dengan cara dipukul
pada bagian tonjolan tengahnya. Berbeda dengan kolintang, pencon tidak memiliki
bilah, melainkan berupa logam berbentuk bundar. Dengan demikian, kolintang
tidak bisa dikategorikan sebagai pencon.
c. Dawai
Dawai
merujuk pada senar atau kawat tipis yang menjadi bagian utama alat musik gesek
atau petik, seperti gitar, biola, atau kecapi. Kolintang sama sekali tidak
menggunakan elemen dawai. Perbedaan material dan teknik permainan antara dawai
dan bilah semakin menegaskan bahwa kolintang tidak termasuk dalam kategori ini.
d. Tabung
Tabung
adalah bentuk yang terkait dengan alat musik seperti angklung atau tifa. Alat
musik yang berbasis tabung menggunakan ruang kosong di dalamnya untuk
menghasilkan resonansi suara. Sementara itu, kolintang mengandalkan bilah kayu
dan resonator, bukan tabung, untuk menghasilkan nada.
Relevansi Kolintang dalam Dunia Modern
Dalam
perkembangan budaya musik, kolintang telah merambah panggung internasional.
Komunitas diaspora dari Sulawesi Utara telah mempromosikan alat musik ini
sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Sekolah dan kelompok seni di
Indonesia juga aktif mengajarkan cara memainkan kolintang sebagai bentuk
pelestarian budaya.
Selain itu,
kolintang bisa dimainkan dalam pertunjukan kontemporer, berkolaborasi dengan
alat musik modern seperti piano dan gitar.
Kolintang adalah alat musik tradisional Sulawesi Utara yang berbentuk bilah, wujud keragaman budaya dan keindahan seni lokal. Dibandingkan dengan pilihan lain, kolintang secara tegas tidak termasuk dalam kategori pencon, dawai, atau tabung.
Keberadaan kolintang, yang kini meluas hingga ke panggung dunia,
menandakan pentingnya menjaga warisan budaya sembari terus mengenalkannya
kepada generasi mendatang.
Entitas
seperti Unesco Intangible Cultural Heritage dan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia telah mengakui alat musik kolintang sebagai bagian dari
warisan budaya Indonesia, sehingga pelestarian dan promosi alat musik ini
menjadi tanggung jawab bersama.