Pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi berarti ....
A.
pembangunan bersifat antroposentris
B.
eksploitasi tidak memerlukan usaha konservasi
C. hasil pemanfaatan
dinikmati seluruh masyarakat
D.
eksploitasi SDA ditujukan semata-mata untuk kepentingan manusia
E.
pemanfaatan secara efisien dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan
Jawaban: E. pemanfaatan secara efisien dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan
Pemanfaatan sumber daya alam (SDA) selalu menjadi topik penting dalam diskusi pembangunan berkelanjutan. Di tengah perkembangan teknologi dan industri yang semakin pesat, keberadaan sumber daya alam menjadi kebutuhan bagi keberlangsungan hidup manusia.
Namun, pemanfaatan SDA yang tidak tepat sering kali membawa dampak buruk terhadap lingkungan, yang pada gilirannya mengancam ekosistem dan kelangsungan hidup.
Maka dari itu, konsep ekoefisiensi bisa menjadi solusi yang
menerapkan berkelanjutan dalam pemanfaatan sumber daya alam, demi menjaga
keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam.
Prinsip ekoefisiensi, secara sederhana yaitu pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan dengan cara yang efisien, tanpa menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan.
Dengan kata lain, ekoefisiensi diterapkan pada optimalisasi penggunaan sumber daya alam, sehingga hasil yang diinginkan bisa tercapai dengan meminimalkan kerusakan lingkungan.
Pemanfaatan bukan hanya dilihat dari
sudut pandang manusia sebagai konsumen SDA, tetapi juga dari perspektif
ekologis, di mana keseimbangan ekosistem harus tetap terjaga. Namun, untuk
lebih memahami prinsip ekoefisiensi, kita perlu membandingkannya dengan
berbagai pilihan jawaban lain.
Perspektif Antroposentris Pembangunan yang Berpusat pada Manusia
Pilihan A menyebutkan bahwa pemanfaatan SDA berdasarkan prinsip ekoefisiensi berarti pembangunan bersifat antroposentris. Istilah antroposentris yaitu pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat dari segala sesuatu,
di mana kepentingan manusia dianggap lebih penting daripada kepentingan lingkungan atau makhluk hidup lainnya. Dengan begitu pemanfaatan SDA dilihat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan manusia, tanpa memperhatikan dampak jangka panjang terhadap lingkungan.
Pandangan antroposentris dalam pembangunan cenderung mengabaikan prinsip keberlanjutan. Fokus utama adalah memenuhi kebutuhan manusia secara langsung, sering kali dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran.
Meskipun dalam jangka pendek bisa memberikan hasil, seperti peningkatan ekonomi atau peningkatan taraf hidup, dalam jangka panjang hal ini berpotensi merusak lingkungan.
Pembangunan yang bersifat antroposentris sering kali tidak
memperhitungkan daya dukung alam, yang berarti eksploitasi dilakukan tanpa
mempertimbangkan kapasitas regeneratif dari sumber daya yang digunakan.
Namun, dalam
konteks ekoefisiensi, pandangan ini kurang sesuai. Ekoefisiensi justru
bertujuan memanfaatkan sumber daya dan kelestarian lingkungan, sehingga tidak
hanya berfokus pada kebutuhan manusia semata, tetapi juga mempertimbangkan
dampak lingkungan jangka panjang. Oleh karena itu, pilihan A tidak tepat
menggambarkan prinsip ekoefisiensi.
Eksploitasi Tanpa Konservasi Pandangan Keliru tentang Keberlanjutan
Pilihan B
menyebutkan bahwa ekoefisiensi berarti eksploitasi sumber daya alam tidak
memerlukan usaha konservasi. Prinsip ekoefisiensi justru menuntut adanya usaha
konservasi dalam setiap upaya pemanfaatan SDA. Konservasi merupakan upaya untuk
menjaga, memelihara, dan mengelola sumber daya alam agar tetap lestari dan
tersedia untuk generasi mendatang.
Eksploitasi tanpa konservasi akan menyebabkan sumber daya alam cepat habis dan lingkungan rusak. Tanpa upaya konservasi bisa menyebabkan pada bencana ekologis seperti deforestasi, hilangnya biodiversitas, hingga perubahan iklim yang semakin parah.
Ekoefisiensi, di sisi lain, bukan hanya menerapkan efisiensi dalam
pemanfaatan sumber daya, tetapi juga pada upaya untuk menjaga keseimbangan alam
melalui praktik-praktik konservasi.
Kesejahteraan Masyarakat Aspek Distribusi Hasil Pemanfaatan SDA
Pilihan C
menyebutkan bahwa hasil pemanfaatan SDA dinikmati oleh seluruh masyarakat. Di
mana pemanfaatan sumber daya alam diharapkan bisa membawa kesejahteraan bagi
semua lapisan masyarakat. Namun, dalam hal ekoefisiensi, ini bukan tujuan utama
yang dimaksud.
Ekoefisiensi lebih berfokus pada aspek efisiensi dan dampak lingkungan daripada distribusi hasil pemanfaatan. Meskipun penting untuk memastikan bahwa hasil pemanfaatan SDA dapat dinikmati secara merata, prinsip ekoefisiensi tidak secara langsung berkaitan dengan bagaimana hasil tersebut didistribusikan.
Ekoefisiensi lebih
kepada bagaimana sumber daya dikelola dan digunakan dengan cara yang tidak
merusak lingkungan, dibandingkan dengan bagaimana hasil dari pemanfaatan
tersebut dibagi di antara masyarakat.
Eksploitasi SDA untuk Kepentingan Manusia
Pilihan D
menyebutkan bahwa eksploitasi SDA ditujukan semata-mata untuk kepentingan
manusia. Prinsip ini mirip dengan pandangan antroposentris yang telah dibahas
sebelumnya. Pandangan ini menempatkan kebutuhan manusia di atas segalanya,
sering kali mengabaikan dampak negatif terhadap lingkungan.
Pemanfaatan sumber daya tidak boleh hanya berorientasi pada kepentingan manusia. Ekoefisiensi menekankan pada keseimbangan antara kebutuhan manusia dan keberlanjutan alam.
Eksploitasi yang hanya fokus pada kepentingan manusia tanpa mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan akan merusak alam dan pada akhirnya juga akan merugikan manusia. Oleh karena itu, pilihan D tidak sesuai dengan prinsip ekoefisiensi.
Pemanfaatan Sumber Daya yang Efisien dan Berkelanjutan
Pilihan E, yaitu pemanfaatan secara efisien dan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan merupakan pilihan yang paling tepat dalam menggambarkan prinsip ekoefisiensi.
Ekoefisiensi berfokus pada upaya untuk menggunakan sumber daya alam dengan cara
yang paling efisien, dengan dampak lingkungan seminimal mungkin. Prinsip ini
mencakup berbagai aspek, seperti mengurangi penggunaan energi dan material,
mengurangi limbah, serta memaksimalkan produktivitas dengan tetap menjaga
keseimbangan ekosistem.
Contoh dari penerapan ekoefisiensi dapat dilihat dalam industri yang menerapkan teknologi ramah lingkungan, seperti penggunaan energi terbarukan, daur ulang material, atau inovasi dalam proses produksi yang menghasilkan emisi lebih rendah.
Dalam
pertanian, prinsip ekoefisiensi diwujudkan melalui penggunaan pupuk organik,
irigasi hemat air, dan rotasi tanaman untuk menjaga kesuburan tanah.
Pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi menerapkan pentingnya efisiensi dalam penggunaan sumber daya dengan dampak seminimal mungkin terhadap lingkungan.
Pilihan E adalah jawaban yang tepat karena ekoefisiensi menerapkan
keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan, sehingga
pemanfaatan SDA tidak hanya efektif, tetapi juga berkelanjutan.