Kerangka Berpikir Menurut Sugiyono

Kerangka Berpikir Menurut Sugiyono


 

 

kerangka berfikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori bekerjasama dengan berbagai macam faktor yang telah diidentifikasi sebagai persoalan yang penting (Uma,1992).

 

 

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis hubungan antara variabel yang akan diteliti. Maka secara teori perlu dijelaskan hubungan antara variable independen dan variabel dependen. Bila dalam penelitian ada variable moderator dan intervening. Maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel tersebut dilibatkan dalam penelitian.

 

 

Hubungan antar variable tersebut, selanjutnya dirumuskan dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh sebab itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir.

 

 

Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut terdapat dua veriabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping menjelaskan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap jenis besaran variabel yang diteliti.

 

 

 

 

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka berpikir yang membuahkan hipotesis. Kerangka berpikir ini merupakan klarifikasi sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka berpikir bisa meyakinkan sesama ilmuan, yaitu alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yaitu berupa hipotesis. Maka kerangka berfikir merupakan hubungan tentang kedekatan antar variabel yang disusun dari aneka macam teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori yang telah dijelaskan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan penelitian yang berhubungan antar variabel yang diteliti. Penilitian hubungan tentang variabel tersebut selanjutnya dipakai untuk merumuskan hipotesis

 

 

 

Contoh dan Cara Menyususn Kerangka Berpikir

 

Penelitian yang bekerjasama dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh sebab itu dalam menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun perbandingan, maka perlu dibentuk kerangka berfikir. Langkah-langkah dalam penyusunan kerangka berpikir yang selanjutnya menghasilkan hipotesis yaitu Sebagai Berikut:

 

 

1. Menetapkan Variabel yang diteliti

Untuk memilih kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitian. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk memilih teori yang akan dikemukakan.

 

 

2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian

Setelah variabel ditentukan, maka langkah berikutnya yaitu membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan.  Buku-buku yang dibaca bisa berupu buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang bisa dibaca adalah, laporan penelitian, journal ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi.

 

 

3. Diskripsi Teori dan Hasil Penelitian

Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan bisa berwujud teori-teori yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah diwujudkan, deskripsi teori berisi tentang definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci, tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.

 

 

4. Analisis Kritis Tentang Teori dan Hasil Penelitian

Pada tahap ini melaksanakan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, alasannya sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian didalam negeri.

 

 

5. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian  

Analisis dan komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu gengan teori yang lainnya ,dan hasil penelitian satu dengan hasil penelitian yang lainnya melalui analisis komparatif ini peneliti bisa memadukan antara teori satu dengan teori yang lain ,atau mereduksi bila dipandang terlalu luas .

 

 

6. Sintesa kesimpulan

Melalui analisis kritis dan perbandingan terhadap teori teori dan hasil penelitian yang sesuai dengan semua variabel yang diteliti ,selanjutnya peneliti bisa melaksanakan penelitian atau kesimpulan sementara perpaduan penelitian antara variabel yang satu dengan  yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya bisa digunakan untuk merumuskan hipotesis.

 

 

7.kerangka berfikir

Setelah penelitian atau kesimpulan sementara bisa dirumuskan maka selanjutnya disusun kerangka berfikir.kerangka berfikir yang dihasilkan bisa berupa kerangka befikir yang assosiatif /hubungan maupun komparatif /perbandingan. Kerangka berfikir assosiatif bisa memakai kalimat: bila begini maka akan begitu; bila kesepakatan kerja tinggi maka produktivitas kerja akan tinggi juga atau bila pengawasan dilakukan dengan baik (positive), maka kebocoran anggaran akan berkurang (negative).

 

 

8. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Bila kerangka berfikir berbunnyi “jika kesepakatan kerja tinggi, maka produktivitas kerja akan tinggi”. Maka hipotesisnya berbunyi “ada hubungan yang positive dan signifikan antara kesepakatan kerja dengan produktivitas kerja”. bila kerangka berfikir berbunyi “karena perusahaan A memakai teknologi tinggi, maka produktivitas kerjanya lebih tinggi bila dibandingkan dengan perusahaan B yang teknologi kerjanya rendah” maka hipotesisnya berbunyi “ terdapat perbedaan produktivitas kerja yang signifikan antara forum A dan B, atau produktivitas kerja forum A lebih tinggi bila dibandingkan dengan forum B”

 

 

 

Macam-Macam Kerangka Berpikir

 

Dalam ranah penelitian, penggunaan kerangka berpikir memiliki peran penting ketika akan merancang dan melaksanakan studi. Tiga jenis kerangka berpikir yang umumnya diadopsi adalah kerangka teoritis, kerangka operasional, dan kerangka konseptual, masing-masing memiliki fungsi tersendiri terhadap pengembangan pengetahuan.

 

Kerangka Berpikir Teoritis

Kerangka teoritis melibatkan penggunaan teori-teori yang relevan sebagai dasar penelitian. Kerangka teoritis memungkinkan peneliti untuk merancang suatu kerangka kerja yang menggambarkan dan menjelaskan objek yang menjadi fokus. Misalnya, dalam penelitian ilmiah, peneliti dapat merujuk pada teori-teori yang terkait untuk membentuk landasan analisis yang lebih kuat.

 

Kerangka Berpikir Operasional

Kerangka operasional terfokus pada variabel-variabel yang diangkat dalam penelitian dan cara pengukurannya. Dengan merinci operasionalisasi variabel, peneliti dapat mengidentifikasi hubungan antar variabel, menguji hipotesis, dan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam terhadap konsep-konsep yang sedang dipelajari.

 

Kerangka Berpikir Konseptual

Kerangka konseptual memperlihatkan asumsi-asumsi teoritis yang digunakan untuk mengistilahkan objek penelitian. Di sini, peneliti merinci konsep-konsep utama yang dianggap penting untuk membentuk pemahaman yang lebih mendalam terhadap subjek penelitian.

 

 

 

 

 

 

 

Manfaat Kerangka Berpikir

 

Pentingnya kerangka berpikir ketika melakukan penelitian sangat diperlukan dan memberikan manfaat yang tidak dapat diabaikan. Beberapa manfaat utama termasuk:

 

Lingkup yang Lebih Luas

Kerangka berpikir membantu peneliti menempatkan penelitiannya dalam lingkup yang lebih luas. Dengan memahami teori-teori yang mendasari penelitian, peneliti dapat meneliti relevansi dan kontribusi penelitiannya dalam skala yang lebih besar.

 

Uji Rumusan Masalah

Rumusan masalah dapat diuji dengan lebih efektif melalui penerapan kerangka berpikir. Peneliti memahami arah penelitiannya, memastikan bahwa rumusan masalah dapat diuji dengan konsep yang logis dan masuk akal.

 

Memudahkan Penemuan Konsep

Kerangka berpikir mempermudah peneliti menemukan konsep-konsep yang mendukung penelitian. Dengan merinci teori-teori atau hasil penelitian sejenis, peneliti bisa memperoleh pemahaman yang baik terhadap variabel-variabel yang diperlukan.

 

Dengan demikian, kerangka berpikir tidak hanya menjadi landasan konseptual dalam penelitian, tetapi juga menjadi panduan yang mengarahkan peneliti menuju pemahaman yang lebih mendalam. Dalam dunia penelitian, kesinambungan dan ketepatan dalam penggunaan kerangka berpikir adalah kunci untuk meraih hasil penelitian yang signifikan.

 

 

 

 

 

 

Demikian artikel singkat dan ringkas terkait dengan Kerangka Berfikir Dalam Metodologi Penelitian yang kami rangkum dari buku pak Sugiyono yang berjudul Metodologi peneliti Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kalian yang telah berkunjung di blog kami, Terimakasih.

LihatTutupKomentar