Pengertian Motivasi yaitu dorongan hati atau jiwa yang menjadi dasar atau alasan untuk melaksanakan sesuatu kegiatan pekerjaan. Dalam pengkajian ini motivasi diukur dengan memakai konsep yang dikembangkan oleh Mc Clelland. Menurut Mc Clelland ada tiga hal yang mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu yaitu:
motivasi terhadap prestasi (dorongan hati untuk menunjukkan
sumbangan/kontribusi dalam setiap kegiatan), motivasi kepada kekuasaan
(dorongan hati untuk mengendalikan perilaku orang lain serta mengontrol dan
mempengaruhi lingkungan), dan motivasi bekerjasama (dorongan hati untuk
berhubungan dengan orang lain serta untuk disenangi orang lain) (Hartati,
2007).
Motivasi menjelaskan bagaimana cara mendorong semangat kerja seseorang, agar mau bekerja dengan menunjukkan secara optimal kemampuan dan keahliannya guna mencapai tujuan perusahaan. Motivasi menjadi penting karena dengan motivasi diperlukan setiap karyawan agar bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.
Perilaku seseorang dipengaruhi dan ditentukan oleh
keinginan, pemenuhan kebutuhan serta tujuan dan kepuasannya. Rangsangan ini
akan membuat dorongan pada seseorang untuk melaksanakan aktivitas. Menurut
Berelson dan Steiner (dalam Sunyoto, 2013) yaitu suatu usaha sadar untuk
mengendalikan perilaku seseorang agar supaya mengarah tercapainya tujuan
perusahaan (Sunyoto, 2013).
Istilah
motivasi (motivation) berasal dari Bahasa Latin, yaitu movere, yang berarti
”menggerakkan” (to move). Motivasi (motivation) kata dasarnya yaitu motif
(motive) yang berarti dorongan, karena atau alasan seseorang melaksanakan
sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau
menjadi karena seseorang melaksanakan suatu perbuatan atau kegiatan, yang
berlangsung secara sadar. Ciri motivasi menurut Ghiselli dan Brown cit yaitu :
- Motivasi itu kompleks. Dalam
suatu perbuatan tidak hanya memiliki satu tujuan, tetapi beberapa tujuan
yang berlangsung bersam-sama yang dipengaruhi seseorang itu sendiri.
- Beberapa motivasi tidak didasari
oleh seseorang itu sendiri. Banyak tingkah laku manusia yang bukan
didasari dari perilakunya.
- Motivasi itu berubah-ubah. Motif
tiap seseorang terkadang mengalami perubahan, ini dikarenakan oleh
keinginan manusia yang sering berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
- Tiap seseorang motivasinya
berbeda-beda. Dua orang yang mengikuti kegiatan tertentu terkadang
mempunyai motivasi yang berbeda.
- Motivasi bisa bervariasi. Hal
ini tergantung pada tujuan seseorang tersebut, apabila tujuannya beragam
maka motivasinya juga bervariasi.
Menurut
Thoha dalam Qonita (2012), teori motivasi Alderfer (Alderfer’s ERG theory)
menjelaskan bahwa ada nilai tertentu katika menggolongkan kebutuhan-kebutuhan
dan ada pula suatu perbedaan antara kebutuhan pada tatanan paling bawah dengan
kebutuhan pada tatanan paling atas. Aldefer mengenalkan tiga kelompok utama
dari kebutuhan, yaitu :
- Kebutuhan akan keberadaan
(Existence), yaitu suatu kebutuhan akan tetap bisa hidup atau kebutuhan
fisik.
- Kebutuhan berhubungan
(Relatedness), yaitu suatu kebutuhan untuk menjalin kekerabatan sesamanya
melakukan interaksi sosial dan bekerjasama dengan orang lain.
- Kebutuhan untuk berkembang
(Growth), yaitu suatu kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan
intrinsik dari seseorang untuk membuatkan diri.
Menurut
Abraham Maslow dalam Hamzah (2013), manusia di tempat kerjanya dimotivasi oleh
suatu keinginan untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang ada dalam diri
seseorang. Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan fisiologis (sandang, papan,
pangan), kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan
kebutuhan aktualisasi diri.
Selain kedua
teori diatas, masih ada beberapa teori lain, yaitu Teori Motivasi-Higiene,
Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth), Teori Tiga Kebutuhan, Teori
Evaluasi Kognitif, Teori Penentuan Tujuan, Teori Penguatan, Teori Keadilan, dan
Teori Harapan (Siagian, 2004).
Teori
Motivasi-Higiene
Teori
motivasi-higiene yang dikembangkan oleh Frederick herzberg, yang pada dasarnya
terletak pada pemahaman dua sumber motivasi, yaitu yang besumber dari diri
pekerja yang bersangkutan yang mendatangkan kepuasan baginya dan
yang bersumber dari organisasi yang berperan sebagai “katup pengaman” biar para
pekerja menaati banyak sekali ketentuan yang berlaku dalam organisasi.
Teori ERG
(Existence, Relatedness, Growth)
Teori
motivasi selanjutnya yaitu teori ERG (Existence, Relatedness,
Growth) yang dikembangkan oleh Clayton Alderfer. Teori ini menekankan
pentingnya pemuasan kebutuhan manusia yang berkisar pada keberadaan kekerabatan
dengan orang lain dan pertumbuhan yang harus terpenuhi secara simultan. Teori
ini merupakan penyempurnaan dari teori kebutuhan yang dikemukakan oleh A. H.
Maslow. ERG Theory ini oleh para mahir dianggap lebih mendekati keadaan
bekerjsama berdasarkan fakta-fakta empiris.
Teori
Tiga Kebutuhan
Teori Tiga
Kebutuhan yang dikenal dengan istilah kebutuhan keberhasilan (need for
achievement), kebutuhan akan kekuasaan atau imbas (need for power) dan
kebutuhan afiliasi (need for affiliation).
Teori
Evaluasi Kognitif
Teori
penilaian kognitif, yang pada pada dasarnya berarti bahwa apabila faktor-faktor
motivasional yang bersifat ekstrinsik diperkenalkan, faktor-faktor motivasional
yang intrinsik, cenderung berkurang.
Teori
Penentuan Tujuan
Teori
penentuan tujuan yang menekankan betapa pentingnya seorang manajer mendorong
para bawahannya biar memiliki tujuan yang spesifik dalam kehidupan
organisasionalnya karena dari banyak sekali penelitian yang dilakukan, sudah
terbukti bahwa semakin jelas tujuan seseorang, semakin kuat pula dorongan dalam
dirinya untuk mencapai tujuan tersebut.
Teori
Penguatan
Teori
penguatan yang mengajarkan bahwa jikalau ada tindakan seorang manajer oleh
bawahannya dipandang mendorong sikap positif, bawahan yang bersangkutan akan
cenderung mengulangi perbuatan tersebut, dan begitu pula sebaliknya, jikalau
tindakan seorang manajer memberi petunjuk biar bawahan yang bersangkutan tidak
mengulangi tindakan tertentu, para bawahan akan cenderung untuk mengelakkannya.
Teori
Keadilan
Teori
keadilan mengemukakan pentingnya menumbuhkan persepsi di kalangan bawahan bahwa
mereka diperlakukan secara adil dalam kehidupan organisasinya dibandingkan
perlakuan terhadap orang lain, perlakuan berdasarkan sistem yang berlaku dan
dibandingkan dengan persepsi bawahan yang bersangkutan sendiri wacana keadilan.
Teori
Harapan
Teori
selanjutnya yaitu teori harapan yang pada dasarnya terletak pada fatwa yang
berkata bahwa kuatnya kecendrungan seseorang untuk bertindak dengan cara
tertentu sangat bergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan
diikuti oleh suatu hasil tertentu dan daya tarik dari hasil itu bagi orang yang
bersangkutan. Berapa besar ia yakin perusahaan akan menunjukkan pemuasan bagi
keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya itu.
Bila
keyakinan yang dibutuhkan cukup besar untuk memperoleh kepuasannya, maka ia
akan bekerja keras pula dan sebaliknya. Teori ini mengandung tiga variabel,
yaitu daya tarik, kekerabatan antara prestasi kerja dengan imbalan, serta
kaitannya antara usaha dan prestasi kerja.
Itulah arikel kami yang membahas tentang teori motivasi menurut pendapat para ahli yang sudah kami rangkum dari beberapa sumber.

